get app
inews
Aa Text
Read Next : Alasan Menyentuh Khofifah Rajin Kunjungi Pasar Tradisional, Begini Pernyataannya

Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Situbondo Meroket, Tembus Rp 120 Ribu/Kilogram

Minggu, 17 Juli 2022 | 21:33 WIB
header img
Selama satu bulan terakhir, harga cabai rawit di pasar tradisional dan pedagang pracangan di Kabupaten Situbondo terpantau mengalami kenaikan drastis.(Foto : Edo)

SITUBONDO,iNews.id - Selama satu bulan terakhir, harga cabai rawit di pasar tradisional dan pedagang pracangan di Kabupaten Situbondo terpantau mengalami kenaikan drastis. Cabai yang harganya berkisar Rp30 ribu/kilogram, kini tembus Rp 95 ribu/kilogram hingga Rp120 ribu/kilogram.

Selain cabai rawit, cabai merah besar juga mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp 30 ribu/kilogram naik menjadi Rp 85 ribu/kilogram. Kenaikan harga diikuti tomat kecil sebesar Rp20 ribu/kilogram, dari sebelumnya Rp 10 ribu/kilogram.

"Hampir semua harganya naik. Harga tomat naik, dari sebelumnya Rp7.000 per kilogram menjadi Rp 18.000 per kilogram,"ungkap Sodik, seorang pedagang pracangan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo, Sabtu (16/7/2022).

Menurutnya, disamping cabai dan tomat, kenaikan harga turut terpantau pada bawang merah yang turut naik menjadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 60 ribu per kilogram. 

Sementara pantauan di lapangan, harga daging ayam masih stabil, dikisaran Rp 40 ribu per kilogram. Begitu juga harga daging sapi dikisaran Rp 110 ribu per kilogram. 

“Karena harga cabai rawit tembus Rp120 ribu per kilogram, sehingga saya beli dengan sistem eceran, yakni beli Rp 5 ribu dapat 10 biji cabai rawit,”kata Rita , pedagang  asal Desa Panarukan, Kecamatan Panarukan, Situbondo. 

Terpisah, petani cabai rawit asal Desa Bugeman  Kecamatan Kendit, Situbondo, Yono mengatakan, kenaikan harga cabai rawit dipicu oleh banyaknya petani yang mengalami gagal panen, akibat tanaman cabai diserang hama cacar atau busuk buah.

"Kenaikan harga cabai rawit saat ini, karena petani cabai banyak yang gagal panen. Disamping itu, curah hujan yang tak menentu masih tinggi selama dua bulan terakhir, hingga menyebabkan tanaman cabai milik petani busuk buahnya,"jelasnya.

Merespon itu, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan, Dinas Koperasi Perdagangan industri (Diskoperindag) Situbondo Ruben Pakilaran mengatakan, pihaknya tidak dapat berbuat banyak, dalam mengatasi kenaikan harga di pasaran.

Itu karena pihaknya, terang Ruben, hanya bertugas untuk memantau harga bahan pokok dan memastikan stok kebutuhan bahan pokok tersedia di pasar.

"Disperindag tetap memantau harga dan menjaga ketersediaan stok, bahan pokok di pasaran. Untuk harga, sudah dikembalikan kepada mekanisme pasar, pasar kan prinsip ekonominya barang jarang, permintaan tinggi harga naik. Juga sebaliknya jika barang banyak pembeli sedikit harga turun, kita tidak bisa mengintervensi harga disitu,"terangnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut