LUMAJANG, iNews.id - Musim kemarau mulai membuat warga Kabupaten Lumajang ketar-ketir. Mereka takut akan terjadi krisis air bersih seperti yang terjadi tahun-tahun lalu.
Tercatat, ada 19 Desa di 7 Kecamatan Kabupaten Lumajang rawan krisis air bersih. Informasi tersebut disampaikan Wawan, Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang. Ia menuturkan, ada 7 kecamatan meliputi; Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah, Kecamatan Kedungjajang, Kecamatan Randuagung, Kecamatan Padang, Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Kota Lumajang.
Dari 7 kecamatan di 19 desa tersebut, terdapat 4 desa di 1 kecamatan yang dinyatakan paling parah mengalami krisis air bersih, dibanding desa lainnya. Sebanyak 4 desa dimaksud, yakni Desa Jenggrong, Desa Sumber Petung, Desa Wonoayu dan Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso.
"Di Lumajang ada 7 Kecamatan, di 19 Desa yang mengalami krisis air bersih dan yang terparah ada di Kecamatan Ranuyoso. Yakni Desa Jenggrong, Sumberpetung, Meninjo dan Desa Wonoayu," kata Wawan.
Wawan menuturkan, meski demikian jumlah angka daerah rawan krisis air bersih bisa berubah sewaktu waktu. Itu karena, data di ambil dari data tahun 2021 lalu. Dan data pada tahun ini, BPBD Lumajang masih menunggu dan melakukan pendataan dari desa-desa.
"Untuk data kita sementara mengacu ke data tahun 2021, karena data yang baru dari desa-desa masih dilakukan pendataan, apakah ada pengurangan atau penambahan jumlah Desa atau Kecamatan" ujarnya.
Untuk menanggulangi krisis air yang terjadi di Lumajang, imbuh Wawan, BPBD Lumajang sudah menyiapkan 4 truk tangki dengan kapasitas masing masing truk 5000 liter. Nantinya keempat truk tersebut, akan melakukan droping air bersih ke sejumlah daerah yang membutuhkan. Dengan demikian, diharapkan bisa membantu kebutuhan air bersih masyarakat yang berada di 7 kecamatan tersebut.
Editor : Arif Ardliyanto