get app
inews
Aa Text
Read Next : Cetak Jurnalis Muda, SMA Wijaya Putra Perkuat Kualitas Siswa Jadi Kader Hobi Menulis dan Fotografer

Rafi Anak SMK Kritik Sistem Kedisiplinan Pendidikan, Dosen Filsafat Unair : Harus Kita Apresiasi

Kamis, 28 Juli 2022 | 10:31 WIB
header img
Rafi mempertanyakan sekolah dan kedisiplinannya. (Foto: Tangkapan layar)

Kultur Masyarakat

Menurut Listiyono, kultur masyarakat kita selama ini menganggap bahwa orang yang berpikir kritis membahayakan bagi pengetahuan mapan (status quo), yang selama ini sudah dianggap benar. 

Hal itu juga didasarkan pada kecenderungan pengetahuan masyarakat yang sudah dimiliki dan dianggap sebagai kebenaran yang tidak boleh dibongkar dan dipertanyakan ulang.

“Itu menutup kemungkinan anak-anak menemukan sesuatu yang baru. Seharusnya model pembelajaran kita memberikan ruang yang sebesar-besarnya untuk melahirkan sebuah pikiran kreatif dan kritis. Toh kalau (Rafi) mengkritik sekolah, misalnya, lembaga pendidikan, guru harus siap menerima pertanyaan seperti itu,” ujarnya.

Dalam hal tersebut, Rafi membedakan antara pendidikan dan dan sekolah. Sekolah merupakan bagian kecil dari proses pendidikan. Dan, pendidikan dapat berlangsung di mana saja, baik pesantren, sanggar, maupun keluarga.

“Dan, masyarakat tidak bisa menerima itu. Mereka menganggap bahwa sesuatu yang baru ini membahayakan. Ini cara berpikir status quo yang tidak boleh diusik,” tandasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut