get app
inews
Aa Text
Read Next : UNESA Gelar Environmental Action #2, Dorong Kesadaran Generasi Muda pada Konservasi Lingkungan

Difabel Kerap Dipandang Sebelah Mata, EMoney SpeedCash dan Unesa Turun Tangan

Sabtu, 30 Juli 2022 | 18:21 WIB
header img
Unesa dan SpeedCash memberikan pelatihan Ecoprint kepada penyandang disabilitas. (Foto: Istimewa)

SURABAYA, iNews.id - E-Money SpeedCash dan Universitas Negeri Surabaya turun tangan dengan memberikan ruang berkarya yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Pelatihan batik daun atau lebih dikenal dengan Ecoprint ini dilaksanakan di Ruang Pasien Surabaya dan dibimbing langsung oleh CEO Daun Efek Sidoarjo Siti H. Harnani.

"Kepedulian terhadap teman-teman difabel merupakan hal yang patut dijadikan perhatian kita bersama. Dengan keterbatasan yang mereka alami, teman-teman difabel kerap dipandang sebelah mata. Maka kami menggelar kegiatan ini di Ruang Pasien Surabaya," kata Manager Emoney SpeedCash, Digda di Surabaya.

Menurutnya, sinergi Unesa dan SpeedCash tumbuh tanpa pendanaan asing.

Hal tersebut kan terus konsisten dalam melakukan kegiatan pelatihan batik ecoprint karena berguna bagi mereka jika nantinya ingin berwirausaha.

Digda mengungkapkan, peserta terlihat antusias saat mendengarkan materi sampai praktik langsung dalam pembuatan batik.

Peserta difabel dan pendampingnya begitu semangat menata daun-daun yang dipilih, dan dikreasikan sesuai keinginan mereka.

"Saya yakin dengan semangat dan tekadnya, teman-teman dari ruang pasien ini bisa melahirkan sebuah karya batik daun yang berkualitas, baik untuk home decor maupun fesyen. Semoga langkah kami ini, bisa memberikan dampak positif untuk meningkatkan taraf hidup mereka," katanya.

Pelatihan ecoprint ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang dengan dibantu oleh masing-masing pendamping di setiap kelompoknya.

Dosen Unesa, Tyas menambahkan proses pembuatan batik ecoprint ini tergolong mudah dan ramah untuk teman-teman difabel, karena dalam proses pembuatan motifnya, dilakukan dengan menata daun di atas kain yang sebelumnya sudah di rendam dengan larutan tunjung untuk daun dan tawas untuk kain.

Sementara itu, salah satu penyandang difabel, Lilik Handayani mengaku tetap semangat mengikuti pelatihan meski dengan keterbatasan yang ia miliki.

"Saya tetap bersemangat melakukan apapun yang saya inginkan. Pelatihan membatik ini sangat membantu saya untuk tetap berkarya, syukur-syukur bisa dijual kedepannya," kata penderita kaki gajah itu.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut