get app
inews
Aa Text
Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

Sungai Sebelah Pakuwon City Mall Surabaya Tertutup Busa, Wali Kota Sebut dari Limbah Rumah Tangga

Selasa, 02 Agustus 2022 | 14:11 WIB
header img
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunggah Sungai Kalidami sebelah Pakuwon City Mall Surabaya tertutup busa.(tangkap layar)

SURABAYA, iNews.idWali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunggah Sungai Kalidami sebelah Pakuwon City Mall Surabaya tertutup busa. Kolom komentar ditanggapi bervariatif dari netizen.

Dalam unggahan melalui instagram ericahyadi_menyebutkan ‘tim kini sedang proses cek di lokasi. Saya sudah instruksikan ke dinas terkait. Kita cek penyebab dan cari solusinya. Dari kejadian sebelumnya, fenomena semacam ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga. Kita terus perbanyak IPAL komunitas untuk mengendalikan polutan yang ada di rumah tangga dari air bekas mandi, mencuci baju, WC, dan sejenisnya’.

Kontan unggahan Wali Kota mendapat reaksi berbeda dari netizen. Akun prasidha.annastia merespon,’unthuk e emak2 sak Suroboyo pas umbah2 ambek korah2 ga kiro sak jagat kherap ngunu, Cak. Mungkin iku unthuk kiriman pabrik negoro wakanda sampek jebus kunu,’

Akun broesetyanicov lebih keras lagi, ‘iki wargane umbah2 bareng ta, kok ketoke nyalahno wargane. Opo sampean wis oleh dum2man roti soko perusahaan iku ta,’

Sementara itu, Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup Surabaya menyebutkan busa tersebut diduga terbentuk dari limbah rumah tangga karena tidak ada pabrik di sekitar sungai tersebut.

“Saat ini musim kering, artinya hujan sudah jarang. Pengenceran di sungai menjadi berkurang. Sedangkan, di sisi lain limbah rumah tangga selain kakus banyak. Terutama untuk buangan minyak goreng, hasil pencucian atau laundry, dan limbah rumah tangga yang lain masuk ke sungai,” ujarnya.

Tidak adanya instalasi limbah rumah tangga secara komunal, menurutnya, juga meningkatkan konsentrasi limbah di sungai.“Pada saat ada turbulensi pompa di jam-jam tertentu, air di sungai itu seperti diaduk, sehingga menimbulkan buih atau busa. Sebenarnya busa itu kan dari minyak dan lemak,” ujar Agus.

Selanjutnya, Agus Hebi mengatakan akan meneliti kandungan kimia apa saja yang ada di sungai tersebut. Sekaligus, akan melakukan koordinasi dengan pihak provinsi untuk penanganannya.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut