MALANG, iNews.id - Kisah pedagang wayang keliling ini patutu diteladani. Kesabaran dan keikhlasannya dalam mendidik dan bekerja keras berhasil mengantarkan 3 putranya menjadi sarjana, bahkan berhasil menjadi guru dan tentara.
Dia adalah Sabar atau kerap disapa kakek Sabar. Laki-laki 75 tahun asal Purwantoro, Wonogiri ini setiap hari menyusuri jalanan protokol di Kota Malang untuk berjualan wayang yang dibuatnya sendiri.
Sang kakek bersyukur, jerih payahnya berkeliling menjajakan wayang membuahkan hasil manis, sehingga ketiga anaknya sukses meraih mimpi yang dicita-citakan. Sampai saat ini sang kakek tetap bersemangat berjualan, kendati harus berjalan menjajakan dagangan wayangnya.
Sejumlah area jalan seperti Jalan Semeru, Jalan Bromo, Jalan Ijen, hingga Jalan Kawi, kerap dilintasi oleh Sabar. Terik matahari tak menghalangi kakek yang tinggal di Kelurahan Tanjungrejo, Sukun, Kota Malang.
Kekar Sabar bercerita, awal mula merantau ke Malang pada tahun 1961. Saat itu ia datang ke Malang untuk berjualan mainan anak-anak, yang digelutinya hingga tahun 1969. Tetapi, ia beralih berjualan wayang karena mulai sepinya omzet penjualan mainan anak-anak.
"Saya belajar bikin wayang diajari ayah saya. Bahannya dari karton dan kulit. Beliau dulu seorang dalang. Ternyata saat itu peminat wayang lumayan bagus, jadi saya teruskan," ujar Sabar ditemui MNC Portal pada Selasa (9/8/2022).
Setelah beralih berjualan wayang hal itu berbuah manis. Pendapatannya melonjak tajam karena lebih banyak peminatnya, bahkan sehari-harinya ia bisa mendapatkan penghasilan Rp500.000 untuk berjualan wayang.
"Satu wayang dijual mulai harga Rp35.000 untuk bahan karton dan Rp500.000 untuk bahan kulit. Kalau pendapatannya bisa bertambah ketika ada event keramaian atau pertunjukan seni," katanya.
Sabar menuturkan, pernah suatu ketika ia meraup pendapatan hingga Rp3 juta dalam satu malam saja. Hasil itu didapat saat ada pertunjukan seni yang berimbas pada meningkatnya omzet penjualannya.
"Uangnya sebagian untuk biaya hidup, juga untuk anak, cucu dan istri," ujar kakek dengan enam orang cucu ini.
Berkat berjualan wayangnya pun, Sabar mampu mengantarkan ketiga anaknya menempuh pendidikan tinggi hingga menjadi orang-orang sukses. Anaknya yang pertama berhasil menjadi anggota TNI AD dan berdinas di Kostrad, Cibinong, Bogor.
Kemudian anak keduanya menjadi seorang guru di daerah Cileungsi. Serta anak ketiganya menjadi pegawai di Tangerang.
"Alhamdulillah ketiga anak saya semuanya bisa jadi orang. Dulu biaya untuk sekolah mereka ya dari jualan wayang ini," tuturnya.
Sabar mengakui bahwa sebenarnya dirinya dilarang oleh sang anak untuk berjualan wayang lagi. Karena saat ini usianya sudah tak lagi muda dan anak-anaknya sudah berhasil dan bisa menjamin kehidupan Sabar.
Tetapi, demikian Sabar menolak hal tersebut dan lebih suka berjualan wayang keliling seperti biasa. Menurutnya, dengan berjualan keliling tersebut dirinya bisa bersosialisasi dengan banyak orang.
"Saya kalau di rumah saja itu malah tidak betah dan bikin cepat tua. Kalau keluar jualan seperti ini, saya senang karena bisa bertemu banyak orang dan berbagi cerita," katanya.
Editor : Ali Masduki