Satu kesamaan yang melatarbelakangi kunjungan Pelosi ke Taiwan dan respon Cina adalah kapitalisasi politik domestik untuk AS, Cina, dan Taiwan.
Safril mengatakan bahwa kelompok yang sedang berkuasa di ketiga negara tersebut sedang sama-sama akan mengahadapi pemilu, dan mereka akan mencari legitimasi pada konstituen di arena politik internasional.
Sekretaris Jenderal Partai Komunis sekaligus Presiden Cina Xi Jinping sedang berambisi untuk menyabet periode ketiganya dalam pada Kongres Partai di November nanti.
Safril menuturkan bahwa pemimpin tiga periode ini belum pernah dilakukan sebelumnya di sana. Jadi respon tangan besi Xi pada kunjungan Pelosi pasti meningatkan popularitasnya pada publik yang tidak secara umum tak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai negara.
“Begitu pula di Taiwan yang akan menggelar Pilkada pada awal November nanti. Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen yang merupakan kader Democratic Progressive Party tentu saja berupaya menggunakan kunjungan ini untuk meningkatkan popularitas partainya. Apalagi Taiwan ini butuh pengakuan internasional, karena ia hingga saat ini masih belum menjadi anggota tetap PBB karena secara teknis Taiwan bukanlah negara yang berdaulat,” tutur Pakar HI di Asia Timur itu.
Begitu pula dengan Partai Demokrat, dimana Pelosi menjadi seorang kader. Safril mengatakan bahwa AS akan menggelar pemilu sela pada November ini, dimana konstituen akan memilih dari total senator, gubernur, dan walikota di negara tersebut.
Editor : Ali Masduki