get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Sapta Darma dan Cara Bertahan di Surabaya

Suroan, Warga Sapta Darma Gelar Tirakatan Teteki Hingga Ruwat Negari

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 08:25 WIB
header img
Warga Sapta Darma melaksanakan sembah sujud kepada Tuhan YME. Foto: iNewsSurabaya.id /Ali Masduki

SURABAYA, iNews.id - Penghayat Kepercayaan kerohanian Sapta Darma (Persada) kota Surabaya menggelar sejumlah ritual untuk memperingari bulan Suro 1956 Saka.

Para penganut aliran kebatinan tersebut memenuhi setiap sanggar. Selama 3 hari, mereka menjalankan tirakatan teteki. Yakni melaksanakan sembah sujud kepada Tuhan YME di semua sanggar untuk melakukan pembersihan diri dengan merefleksi dan memohon ampun atas segala kesalahan yang telah diperbuat.

Selain itu, bulan Suro yang juga bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, warga Sapta Darma juag menggelar ruwat negari. Mereka berdoa agar bangsa Indonesia diberikan kekuatan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

Ketua Panitia Pahargyan Suro 1956 Saka, Jumingan, mengatakan bulan Suro sangat kental dengan makna spiritual dan filosofis kehidupan. 

"Sehingga menjadi sebuah momentum penting bagi seluruh Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia untuk memperingatinya," katanya, Jumat (19/8/2022).

Selain Tirakatan Teteki dan Ruwat Negari, warga Sapto Darmo juga membagikan sembako. Pembagian paket sembako ini sebagai bentuk kepedulian dan empati kepada masyarakat. Sembako langsung dibagiakan melalui sanggar di setiap kecamatan masing masing. 

Menurut Jumingan, membangun empati diantara sesama tanpa melihat keyakinannya, adalah bagian dari hal dasar dalam merawat keberagaman dan toleransi diantara para pemeluk agama dan kepercayaan.  

"Nilai nilai ini menjadi penting untuk ditanamkan pada generasi muda sekaligus mengamalan isi Wewarah Tujuh yang mewajibkan warga Sapta Darma untuk saling mengasihi dan menolong tanpa berharap imbalan apapun," tuturnya.

Kegiatan pahargyan Suro ini  ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon "Semar Mbabar Wahyu Katentreman" yang digelar di Sanggar Candi Busana Sapta Darma di Jl Jemursari Selatan VI no 32 – 34.

Pagelaran yang dihadiri oleh Direktur Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME ini, merupakan pagelaran budaya yang selalu ada dalam kegiatan Suroan para Warga Sapta Darma.  

Penyelenggara dan Ketua Persatuan Warga Sapta Darma Pusat, Naen Soeryono menuturkan, Wayang sangat penuh dengan wejangan dan nilai nilai luhur.

Untuk itu, harus bangga sebagai bangsa Indonesia yang mewarisi keragaman buaya dan adat istiadat yang beragam, budaya adalah asset bangsa yang harus dilestarikan  keberadaannya.

"Selain itu, budaya adalah perekat keragaman dan pitutur luhur untuk menuntun sikap budi luhur, pungkas Naen Soeryono," tandasnya.
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut