Keponakan Gubernur Khofifah tersebut menjelaskan tujuan giat sosial itu merupakan perwujudan sinergitas antara kepedulian HKTI terhadap pangan. Terutama beras dan minyak.
"Serta bentuk pembelajaran bagi kami selaku pengurusa organisasi sayap HKTI agar mampu meneladani spirit kemandirian dan ketangguhan kaum difabel, terutama mereka yang usianya masih remaja," imbuh perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini melanjutkan, para difabel yang ia temui masih muda, dan mereka memiliki semangat tinggi.
Mereka membangun karya di tengah keterbatasan. Semangat ini lah yang kemudian mengantarkan mereka pada paradigma bahwa karya sangat mampu menutupi keterbatasan, terutama keterbatasan fisik.
"Terbukti, banyak dari mereka yang mampu berkarya, yang mana karya tersebut justru tidak bisa kita wujudkan yang notabene memiliki fisik yang lengkap," tandas Lia.
Doktoral UINSA tersebut lantas menjelaskan, bahwa beberapa karya mereka adalah berbagai olahan handycraft yang rapi dan indah.
"Mereka mampu membuat karya indah dengan tangan atau kaki mereka. Umumnya memang keterbatasan dalam jemari, tapi nyatanya karya mereka sangat rapi dan indah," pungkas Ning Lia.
Acara pembagian beras dan minyak untuk disabilitas tersebut, diserahkan langsung oleh pengurus Perempuan Tani HKTI, yaitu selain Lia sendiri, juga Nikmah Jamilah (Ketua Pertani HKTI Pasuruan), Umiyati, Shofi Shofiyah, dan Siti Fatimah Kurniasari.
Selepas pembagian beras, acara pun berlanjut pada kunjungan pameran karya penyandang disabilitas, baik tuna daksa maupun tuna rungu wicara.
Editor : Ali Masduki