SURABAYA, iNews.id - Nasib yang dialami Abdul Azis Maulana, siswa SMP Praja Mukti Surabaya, sungguh menyayat hati.
Keinginannya untuk melanjutkan sekolah SMA kandas setelah pihak sekolah menahan ijazahnya karena dia tak mampu melunasi tunggakan SPP yang hanya Rp1,2 juta.
Selama dua bulan, setiap kali teman-temannya berangkat sekolah di pagi hari, Azis Maulana hanya bisa termenung memandang mereka dari teras rumahnya. Tak jarang dia menggerutu, menyesali nasibnya.
Tapi Azis, bocah yang baru berusia 15 tahun itu tetap tegar dan tak pernah sekalipun menyalahkan ibu-bapaknya.
Dia menyadari, kehidupan orangtuanya yang sangat miskin menjadi alasan bahwa menyambung hidup lebih penting ketimbang melanjutkan sekolah.
Bagaimana mau melunasi tunggakan Rp 1,2 juta, kalau hanya untuk makan sehari-hari saja, orang tuanya harus ngutang ke warung tetangga.
Kalau toh bisa beli beras, paling banyak hanya setengah kilo. Sementara untuk kebutuhan pokok lainnya, dia harus ngutang warung tetangga. Hampir setiap hari, kecap dan kerupuk, menjadi menu wajib bagi mereka.
Itulah sebabnya, ketika Lita Machfud Arifin mengunjungi rumahnya di Plemahan Gang 8/12 Surabaya, Kamis (25/8/2022) siang, Azis menangis sejadi-jadinya.
Demikian pula dengan Ibunya, Enny Rosita. Ibu dan anak ini tak henti-hentinya meneteskan air mata begitu mendengar Lita Machfud Arifin akan mengambil ijazahnya dan menanggung seluruh biaya sekolah hingga lulus SMA.
Editor : Ali Masduki