Dari berbagai upaya penanganan banjir tersebut, warga di kawasan Kelurahan Karangpoh sudah tidak terkena banjir. Dimana, jika intensitas hujan tinggi, akan terjadi banjir mencapai 1,5 meter. Kini, hanya muncul genangan setinggi 10 - 15 cm dengan kurun waktu 10 menit, air tersebut sudah surut.
“Alhamdulilah hal ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sekarang (air) sudah mulai cepat terurai dan cepat surut. Karena sebelumnya, antrian air ini terjadi dari sunga Gadel untuk turun ke sungai Balongsari,” terangnya.
Menurut Yardo, langkah penanganan banjir tersebut tidak bisa dilakukan secara parsial. Melainkan harus komprehensif dan terkoneksi, agar kecamatan/kelurahan, LPMK, RT/RW bisa melakukan perencanaan bersama-sama untuk menentukan wilayah mana saja yang akan dibenahi.
“Sesuai dengan arahan Wali Kota Eri Cahyadi, kita tidak bisa membangun secara parsial, harus bisa konekting dan kolaborasi. Semangat kolaborasi dan sinergi ini yang kita kuatkan. Alhamdulilah di tahun ini pembangunan sudah mulai banyak, khususnya di wilayah kelurahan Karangpoh,” katanya.
Pemkot melakukan pengerjaan bozem Tubanan untuk mengantisipasi banjir yang biasa datang di area tersebut. Foto iNewsSurabaya/ist
Sementara itu, Ketua LPMK Kelurahan Karangpoh Kota Surabaya, Dwi Siswanto mengaku bahwa ada 5 titik langganan banjir di Kelurahan Karangpoh. Diantaranya, di Jalan Darmo Indah Asri, Jalan Darmo Indah Sari, Jalan Raya Tubanan, Jalan Raya Gadel Sari Praja, dan Jalan Gadel Timur.
“Di titik itu, skala banjirnya cukup besar. Setelah Pak Walikota dilantik, beliau langsung melakukan peninjauan lokasi. Penanganan banjir di Jalan Darmo Indah Sari dan Jalan Darmo Indah Asri dibuatkan Bozem di kawasan Tubanan Baru dengan luas 1 hektar,” kata Dwi.
Editor : Arif Ardliyanto