Selain itu, Khofifah berharap dapat bersinergi dengan perguruan tinggi - perguruan tinggi di Jatim dalam mengembangkan kendaraan listrik ini. “Kami berharap adanya keterlibatan perguruan tinggi dalam mengembangkan kendaraan listrik sebagai bentuk tindak lanjut dalam instruksi presiden tersebut.,”harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah mengungkapkan bahwa Jawa Timur juga telah mengupayakan konversi energi ke penggunaan sumber terbarukan. Capaian bauran energi terbarukan Jawa Timur Tahun 2021, saat ini sebesar 6,72 % setara 1270 MW melebihi target 6,5 %. Kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sedang dilaksanakan PLTM Sumber Arum 2 ( 3 MW ), PLTM Bayu (3,6 MW) di Banyuwangi, kemudian Kanzi I di Purwodadi, Pasuruan, yang diharapkan bisa menerangi 2.000-3.000 rumah berkapasitas 2,3 MW.
Untuk pengembangan PLTS Atap dan Kepulauan telah terbangun ± 43,8 MW sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah telah terbangun 10,65 MW di Benowo, Surabaya serta PG Pesatren, Kediri dan Asembagus Situbondo sebesar 32 MW.
Tak hanya itu, Jawa Timur juga memiliki banyak potensi energi terbarukan. Antara lain energi air (1.667 MW), energi angin (7.907 MW), energi panas bumi (diprediksi mencapai 1.012 MW), energi gelombang laut (1.200 MW), energi surya (10.335 MW), dan biomasa (3.421 MW), Total potensi EBT 25.542 MW, jika dibandingkan dengan total terpasang Pembangkit Listrik PLN di Jawa Timur saat ini 10.132 MW.
"Kami juga memiliki potensi energi biogas dan gas biogenic dengan potensi sangat besar tersebar sepanjang utara Jawa Timur sampai pulau Madura. Sumber energi gas biogenik ini disamping dari gas methane, juga berasal dari kotoran hewan yang dimanfaatkan secara dua arah. Gasnya bisa dijadikan sumber energi untuk masak dan penerangan. Bahkan sisa kotorannya bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Insya Allah di Jatim tidak akan kekurangan asal dimanage dengan baik," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto