Dr Bobi Prabowo, Direktur RS Kanjuruhan, seperti dilansir Straits Times mengatakan kepada wartawan bahwa mereka yang dibawa ke rumah sakit pada Sabtu malam sebagian besar menderita trauma, sesak napas, dan kekurangan oksigen.
“Ketika Anda berada dalam situasi kekurangan oksigen, karena gas air mata, dan Anda panik pada saat yang sama, hal berikutnya yang bisa terjadi adalah Anda pingsan,” katanya.
Korban insiden di Malang. Foto Okezone
Beberapa pasien menderita banyak luka karena terinjak-injak oleh orang banyak, kata Dr Prabowo. Ester Andayanengtyas mengatakan kepada BBC, Senin (3/10), putrinya yang berusia 17 tahun, Debora, menderita luka serius, termasuk patah leher dan pembengkakan di otak dari peristiwa itu.
“Saya minta dia tidak menonton pertandingan hari itu. Dia tidak pulang, paginya teman-temannya mencarinya,” kata Andayanengtyas.
“Kami mencarinya di UGD, tapi dia tidak ada di sana. Rumah sakit menyuruh kami untuk melihat kamar mayat. Kebingungan terjadi karena putri saya tidak membawa kartu identitas,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto