Sedangkan, terkait dengan upaya pencegahan DBD, ia mengaku bahwa harus dilakukan secara optimal, mengingat Kota Surabaya merupakan kota besar dengan kepadatan penduduk dan memiliki mobilitas yang tinggi. “Hal ini dikarenakan penyakit DBD merupakan masalah kesehatan, yang apabila tidak dikendalikan akan sangat berpotensi untuk menjadi kejadian luar biasa (KLB). Di Surabaya 187 kasus dalam satu tahun ini dan lebih rendah dibandingkan Jawa Timur. Harapannya semakin menurun,” ujarnya.
Sebab, menurutnya, gejala DBD yang perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah dengan tidak meremehkan demam. Karena DBD tidak hanya menyerang anak-anak saja, melainkan orang dewasa. “Ketika demam segera ke fasyankes terdekat. Fogging kita lakukan jika ada kasus. Kita upayakan semaksimal mungkin melakukan PSN, Fogging adalah alternatif karena bisa menimbulkan resistensi pada lingkungan, jadi tetap kita lakukan apabila ada kasus,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto