get app
inews
Aa Text
Read Next : Rayakan 70 Tahun Diplomasi Indonesia-Finlandia, Nola Learning Center Gelar Acara JOY of LEARNING

187 Kasus Penderita DBD Ditemukan, Wali Kota Surabaya Langsung Serukan Berantas Sarang Nyamuk

Senin, 24 Oktober 2022 | 16:27 WIB
header img
Pemkot Surabaya menyerukan untuk memberantas sarang nyamuk yang ada di wilayahnya. Hal ini dilakukan karena telah ditemukan 187 kasus DBD di Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNews.id - Musim hujan mulai datang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan antisipasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pemkot meminta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk

Seruan ini keluar dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, melalui Apel Gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lapangan Thor Kota Surabaya, Senin (24/10/2022), dengan lantang mengajak seluruh peserta Apel untuk melakukan pencegahan dan antisipasi DBD, melalui pengecekan penampungan air di permukiman maupun di perkampungan, khususnya saat memasuki musim penghujan.

Wali Kota Eri Cahyadi didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani memberikan larvasida, tanaman pengusir nyamuk, dan ikan pemakan jentik secara simbolis kepada perwakilan Kader Surabaya Hebat (KSH). Bahkan, untuk menghapus jarak antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan para KSH, Wali Kota Eri Cahyadi langsung turun di tengah - tengah KSH untuk memberikan semangat dan motivasi.

“Hari ini kita melawan DBD, berarti kita menghilangkan genangan baik yang ada di dalam rumah atau di perkampungan. Disitulah kita menggerakkan kebersamaan kita dengan memberikan semangat dan motivasi kepada KSH,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Ia meminta camat, lurah, dan kepala puskesmas saling untuk berkoordinasi mengenai kebutuhan yang diperlukan oleh para KSH. Serta, tetap membina kedekatan dengan RT/RW, LPMK, dan KSH dalam memberantas sarang nyamuk di lingkungannya masing - masing.

“Karena ini merubah mindset (kebiasaan). Lewat PSN ini menjadi pijakan kita untuk melakukan kebersamaan dan memperhatikan lingkungannya masing-masing. Kalau sekarang masyarakat tidak mau kerja bakti membersihkan saluran air, ya pasti bisa menimbulkan DBD,” ujarnya.

Di sisi lain, terkait penemuan kasus DBD per tahun 2022 di Kota Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku terdapat 187 kasus telah ditemukan. “Kasusnya 187 untuk satu tahun ini. Tertinggi di bulan Februari 2022, tapi Alhamdulilah dengan semangat para RT/RW, LPMK, dan KSH, serta dengan rasa keikhlasannya maka bisa menurunkan ini,” ungkapnya. 


Pemkot Surabaya menyerukan untuk memberantas sarang nyamuk yang ada di wilayahnya. Hal ini dilakukan karena telah ditemukan 187 kasus DBD di Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan bahwa kegiatan Apel Gebyar PSN diikuti oleh 2.799 peserta yang terdiri dari perwakilan KSH yang berasal dari 31 kecamatan se - Kota Surabaya, siswa SD dan SMP, Saka Bhakti Husada dan Petugas Puskesmas.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi peningkatan penyakit DBD saat musim penghujan. Sebab, DBD menjadi salah satu prioritas dalam pengendalian penyakit menular di Surabaya,” kata Nanik.

Sedangkan, terkait dengan upaya pencegahan DBD, ia mengaku bahwa harus dilakukan secara optimal, mengingat Kota Surabaya merupakan kota besar dengan kepadatan penduduk dan memiliki mobilitas yang tinggi. “Hal ini dikarenakan penyakit DBD merupakan masalah kesehatan, yang apabila tidak dikendalikan akan sangat berpotensi untuk menjadi kejadian luar biasa (KLB). Di Surabaya 187 kasus dalam satu tahun ini dan lebih rendah dibandingkan Jawa Timur. Harapannya semakin menurun,” ujarnya.

Sebab, menurutnya, gejala DBD yang perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah dengan tidak meremehkan demam. Karena DBD tidak hanya menyerang anak-anak saja, melainkan orang dewasa. “Ketika demam segera ke fasyankes terdekat. Fogging kita lakukan jika ada kasus. Kita upayakan semaksimal mungkin melakukan PSN, Fogging adalah alternatif karena bisa menimbulkan resistensi pada lingkungan, jadi tetap kita lakukan apabila ada kasus,” pungkasnya. 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut