Billy menjelaskan, ikan-ikan yang akan disembelih dan dikonsumsi itu diakini sangat menderita. Sehingga dibebaskan ke lingkungan habitatnya.
Tujuannya, agar ikan bisa melanjutkan hidup, berkembang biak dan memberi banyak manfaat kepada alam. Kegiatan ini merupakan salah satu ritual Agama Buddha yang dikenal dengan melepaskan makhluk hidup kembali ke alam bebas atau ke habitat aslinya.
"Ritual ini dalam agama kami dikenal dengan Fang Sheng, yaitu kegiatan melepaskan satwa yang terancam terbunuh ke alam bebas agar kita sebagai manusia terhindar dari mara bahaya dan mendapatkan kebaikan karena menolong mahkluk yang menderita," ujarnya.
Sementara itu Staf Operasional Pengadministrasian Kebun Raya Mangrove Surabaya, Ani Sofiatun, menjelaskan bahwa kawasan Mangrove Gunung Anyar ini merupakan kawasan Mangrove yang terbesar se-Pulau Jawa. Hal itu sudah divalidasi oleh tim peneliti LIPI dan Yayasan Kebun Raya Indonesia.
“Makanya kami berharap kawasan mangrove ini selain bisa dimanfaatkan untuk obyek wisata banyak warga Surabaya atau komunitas masyarakat, juga bisa dimanfaatkan untuk pelepasan satwa yang aman dari perburuan illegal serta penanaman pohon mangrove untuk mencegah abrasi,” kata Ani.
Editor : Ali Masduki