Psikolog Ajeng Raviando, Psi menjelaskan bahwa kondisi yang tak menentu seperti pandemi juga dapat membuat pola stimulasi dan lingkungan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Misalnya seperti meningkatnya paparan gadget dan berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan.
Kondisi ini, lanjutnya, dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Segala perubahan ini menambah urgensi untuk menyiapkan si Kecil menghadapi masa depan yang dinamis dan semakin dibalut ketidakpastian.
"Disini peran orang tua menjadi semakin penting untuk memastikan si Kecil mendapatkan perasaan aman dan mendukung stimulasi untuk optimalkan Kecerdasan Emosionalnya,” tuturnya.
Untuk membantu orang tua menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak, baru-baru ini, CDC membuat penyesuaian surveillance milestones & tools, terutama pada checklist untuk anak usia 15 - 30 bulan, intervensi dini atau sebelum usia sekolah sangat diperlukan karena dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan anak untuk mempelajari keterampilan baru.
Sementara itu, Category Manager Nutrition Reckitt Indonesia dr. Lazuardi Putra mengatakan, menyadari bahwa para ibu membutuhkan sebuah panduan baru untuk menjawab tantangan ini, Enfagrow yang mengerti bahwa stimulasi, nutrisi, dan lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama Kecerdasan Akademis dan Emosionalnya, berinisiatif menghadirkan acara A+ Masterclass yang diadakan di Surabaya 30 Oktober 2022.
Berbagai aktivitas yang dapat diikuti oleh para Ibu di acara A+ Masterclass Surabaya antara lain: A+ Mom Summit (sesi bincang-bincang dengan neuro expert); A+ Mom Checklist (tes untuk mengevaluasi Kecerdasan Akademis & Kecerdasan Emosional anak); dan A+ Kid Brain Stimulation (aktivitas untuk menstimulasi otak oleh tim dari Kidzania).
"Melalui A+ Masterclass ini, para Ibu juga diajak untuk terus memberikan pengembangan Kecerdasan Akademis dan Emosional yang seimbang dimana pun dan kapan pun," ujar dr. Lazuardi.
Editor : Ali Masduki