get app
inews
Aa Read Next : HUT ke-123, Nomor Cantik Jadi Motivasi Pegadaian Lakukan Transformasi untuk Kemajuan Indonesia

Kendalikan Pencemaran Sungai, Mahasiswa ITS Manfaatkan Sekam Padi

Jum'at, 04 November 2022 | 14:01 WIB
header img
Proses pengambilan sampel air sungai Kalimas oleh Muhammad Habib Tanwirul Ulum bersama anggota timnya. Foto/Humas ITS

SURABAYA, iNews.id - Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggagas ide pemanfaatan sekam padi sebagai upaya pengendalian pencemaran air di sungai Kalimas.

Gagasan tersebut dilatarbelakangi adanya penurunan kualitas air sungai yang tercemar oleh logam kromium (VI) dapat membahayakan lingkungan sekitar.

Muhammad Habib Tanwirul Ulum selaku ketua tim menyatakan bahwa sungai Kalimas memiliki kandungan kromium (VI) yang melebihi batas ambang maksimum. 

Padahal menurut mahasiswa yang biasa disapa Habib ini, kadar maksimum kandungan kromium (VI) di dalam air yang diperbolehkan sesuai aturan pemerintah adalah 0,05 miligram per liter. 

“Logam kromium (VI) sangat berbahaya apabila masuk ke tubuh karena dapat menyebabkan kanker,” tutur pemuda kelahiran 21 Agustus 2004 ini.

Hal itulah yang akhirnya mendorong Habib dan tim melakukan penelitian terkait penjernihan air sungai Kalimas. Sungai Kalimas ini pun dipilih karena merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar sekaligus termasuk salah satu ikon Kota Surabaya. 

Setelah melakukan studi literatur terhadap penelitian terdahulu, tim ITS tersebut memutuskan menggunakan sekam padi yang dikeringkan lalu dicampur dengan asam klorida dan natrium hidroksida untuk menjernihkan air. 

Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ini menuturkan bahwa sekam padi dipilih karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi, yakni sebesar 35 persen. Kandungan ini, menurutnya, diperlukan untuk mengadsorpsi kromium (VI) agar tidak beracun. 

“Untuk dapat mengikat logam kromium (VI), sekam padi harus diaktivasi dulu,” paparnya.

Ia menjelaskan, proses aktivasi bertujuan untuk menghilangkan senyawa lignin pada sekam padi yang menghambat proses absorpsi. 

Sebab, imbuh Habib, senyawa lignin memiliki struktur yang berukuran besar sehingga dapat menutupi selulosa dan mengganggu proses reaksi. 

Menurut Habib, penelitian terdahulu dengan menggunakan sekam padi yang diarangkan dirasa kurang efektif. Pasalnya, kandungan selulosa pada sekam padi dapat ikut hilang karena adanya proses pembakaran. 

Oleh karena itu, Habib dan tim menggunakan cara lain untuk mengaktivasi kandungan selulosa tanpa mengubah komposisinya.

Bersama empat anggota tim lain yaitu Andhika Fathurrohman, Anugerah Pratama Manurung, Brilliana Ayu Putri Herlisya, dan Pasca Purwaning Dyah Ayu, tim ini meneliti beberapa titik aliran sungai Kalimas. 

Sampel yang diambil pada aliran sungai di daerah Ngagel, Keputran, Ketabang, dan Bubutan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh logam kromium (VI) mencemari aliran sungai Kalimas.

Lebih lanjut, alumnus MAN 2 Lamongan ini mengatakan bahwa penelitiannya masih belum bisa diimplementasikan dalam skala besar. Namun, ia berharap agar hal ini dapat terus dikembangkan. 

“Masyarakat tidak perlu menggunakan bahan kimia untuk mengangkat kandungan kromium (VI) dalam air karena terdapat sekam padi yang alami dan mudah didapatkan,” ungkapnya.

Inovasi yang dilakukan oleh Habib dan tim ini telah berhasil meraih penghargaan karya terbaik dalam ajang Energy Competition yang diadakan oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur pada awal Oktober lalu. 

“Sebagai mahasiswa, kami ingin memberikan kontribusi terhadap lingkungan dengan melakukan inovasi yang bermanfaat bagi banyak orang,” tandasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut