Selama ini saya hanya meraba-raba bagaimana cara menjadi ayah yang baik di depan anak-anak. Saya hanya membekali diri dengan bacaan-bacaan “tips menjadi ayah” atau meneladani ayah-ayah tertentu yang menjadi pujaan anak-anaknya. Saya menggendong anak-anak saya saat bayi; memandikannya; mengganti pakaiannya; menemaninya bermain; menyeterika seragam sekolahnya, mengantarnya ke sekolah; mengantarnya tidur sambil mengarang dongeng setiap malam. Di saat yang sama, saya menjalankan profesi saya seprofesional mungkin. Saya berharap, jika kelak mereka besar, mereka akan bangga memiliki seorang ayah dengan karir profesional yang baik.
Suatu hari, Virginia yang kini beranjak remaja berkata ke saya, _“Pa, don’t be too successful. It’s hard for me to be your daughter. Being your daughter is a big burden.”_ (Pa, jangan terlalu sukses. Berat bagiku menjadi anaknya papa. Menjadi anaknya papa itu adalah beban yang berat).
Saya terdiam. Saya teringat film Rocky yang dibintangi Sylvester Stallone. Di salah satu _scene_-nya, film yang bercerita tentang sosok petinju Rocky Balboa ini memperlihatkan adegan putranya yang memprotesnya agar tidak melanjutkan pertarungan. Dengan nada tinggi, sang putra berkata, _“Livin’ with you, it hasn’t be easy. People see me but they think of you”_ (Hidup denganmu tidak pernah mudah. Orang-orang melihatku, tapi mereka memikirkanmu).
Kepada anak gadis saya, saya ingin seperti Rocky yang berapi-api menasehati putranya: _“The world ain’t all sunshine and rainbows. It’s a very mean and nasty place. And I don’t care how tough you are, it will beat you to your knees and keep you there permanently if you let it. You, me, or nobody is gonna hit as hard as life. But it ain’t about how hard you hit. It’s about how hard you can get hit and keep movin’ forward. How much you can take and keep movin’ forward. That’s how winner is done.”_
(Dunia tidak selalu berupa hangatnya matahari pagi dan indahnya pelangi. Dunia juga bisa menjadi tempat yang sangat kejam dan jahat. Tidak peduli seberapa kuat kamu, dia akan memukulmu hingga roboh dan akan terus menjatuhkanmu jika kamu membiarkannya. Kita semua akan dipukul kehidupan sekuatnya. Tapi ini bukan tentang seberapa kuat pukulan hidup mengenaimu. Ini tentang seberapa kuat kita menerima pukulan dan terus bergerak maju. Inilah yang dilakukan oleh seorang juara)
Saya tahu bahwa kalimat-kalimat Rocky ke anaknya itu sangat _inspiring_. Tapi saya memilih lirik lagunya Chainsmoker & Coldplay, _“Something Just Like This”_. Biarlah anak saya yang bersuara dan saya yang mendengarkannya. Karena yang paling penting adalah mendengar apa yang dipikirkan anak-anak kita.
_“She said, ‘Where do you wanna go? How much you wanna risk? I’m not looking for somebody with superhuman gift, some superhero, some fairytale bliss. Just something I can turn to; Somebody I can kiss. I want something just like this.”_ (Dia mengatakan, “Ke mana papa akan melangkah? Seberapa keras papa akan mengambil risiko? Aku tidak menginginkan seorang papa dengan karunia seperti superhero atau berharap kemewahan seperti dalam kisah para peri. Aku hanya menginginkan seorang papa yang ada saat aku membutuhkan, yang aku bisa menciumnya saat kangen. Hany ini yang aku inginkan).
Editor : Arif Ardliyanto