LUMAJANG, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus berupaya mencari korban erupsi Gunung Semeru. Keberadaan hewan Lalat menjadi indikator untuk melakukan proses evakuasi.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, petugas sangat berhati-hati dalam melakukan proses evakuasi. Keberadaan lalat menjadi tanda jika ada sesuatu yang mencurigakan dan berpotensi bisa dijangkau.
"Anjing pelacak sudah ada. Tapi sementara ini pakai manual. Kalau ada binatang seperti lalat berkerumun, kami hampiri. Kalau ada yang mencurigakan kami hampiri dengan alat berat tentunya," katanya, Rabu (8/12/2021).
Saat ini, petugas masih mengalami kendala dalam melakukan evaluasi karena material abu vulkanis di lokasi masih bersuhu panas. sehingga proses evakuasi berjalan manual.
"Kendala utama, lokasi masih panas, sehingga alat berat tetap kami turunkan. Kami mencarinya model manual," jelasnya.
Tim pencari kata Joko termasuk tim yang sudah sangat terlatih dalam pemetaan lokasi. Sehingga unsur kehati-hatian dalam memilah kondisi material muntahan Gunung Semeru yang menimbun lokasi menjadi hal yang penting.
"Tapi kalau kondisi panas masih belum berani. Kalau kondisi normal, sudah dingin, kami berani cangkul. Karena prinsip rekan-rekan di lapangan tujuan penyelamatan jangan sampai kita yang diselamatkan," tegasnya.
Komandan Posko Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kabupaten Lumajang Kolonel Inf Irwan Subekti mengungkapkan, meski sudah memasuki hari kelima operasi, medan yang tertutup material Gunung Semeru kondisinya masih panas.
"Namun ini mengalami kendala-kendala yang sangat berat. Karena sampai saat ini wilayah yang terdampak masih panas. Jadi alat berat tidak berani untuk melaksanakan pencarian di tempat-tempat yang masih kondisinya panas," ungkapnya.
Diketahui, per hari Selasa (7/12/2021) malam, sebanyak 34 korban meninggal erupsi Gunung Semeru telah ditemukan hingga. Sementara 22 warga masih dilaporkan hilang.
Editor : Arif Ardliyanto