Peristiwa gempa tersebut cukup terasa guncangannya. Meskipun tergolong berkekuatan kecil, posisi peristiwa gempa yang dangkal menyebabkan kerusakan bangunan yang berada di atasnya. Untungnya, gempa yang terjadi tersebut tidak berpotensi tsunami karena sumber gempa berasal dari daratan.
Dikatakan dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini, gempa merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa diprediksi kemunculannya.
Namun, berkaca dari peristiwa gempa yang telah melanda beberapa kali di Indonesia, seharusnya bisa dijadikan acuan mitigasi.
Mitigasi sendiri dibagi menjadi dua jenis. Yakni mitigasi struktural yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan mitigasi nonstruktural yang berfokus pada edukasi masyarakat.
Lebih lanjut, Amien juga menjelaskan pertolongan gempa berdasarkan hasil survei gempa Kobe 1995. Menurut survei tersebut, pertolongan berasal dari diri sendiri 35 persen, keluarga 32 persen, tetangga 28 persen, dan sisanya 5 persen dari luar. Dapat disimpulkan, tanggung jawab terbesar akan keselamatan kita berada pada diri sendiri.
“Tanamkanlah pengetahuan tentang gempa agar bisa selamat,” tuturnya.
Editor : Ali Masduki