RAJA AMPAT, iNews.id - Pemerintah Daerah (Pemda) Raja kabupaten Ampat kembali menggelar Festival Suling Tambur (Sultam) ke - V Tahun 2022. Pegelaran Festival Sultam kali ini terpusatkan di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Distrik Waisai, Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat selama dua hari sejak Jumat-Sabtu (25-26/11).
Kegiatan tersebut, dibuka secara resmi ditandai pemukulan tambur secara bersamaan oleh Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati (AFU), Wabubnya Orideko Iriano Burdam (ORI), Ketua Panitia Penyelenggara Festival Sultam, Apolos Bedes bersama, beberapa unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Raja Ampat, serta sejumlah Pimpinan Perbankan Cabang Waisai.
Selain itu, beberapa perwakilan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong, yang berlansung diatas podium Pantai WTC, Jumat malam (25/11) kemarin.
Dalam pantauan media ini, serimonial pembukaan Festival Sultam 2022 sebelumnya ditandai juga Parade masing-masing peserta Group Sultam. Dilanjutkan penyerahan Piala Bergilir dari Pemenang Pertama Festival Sultam Keempat di Kampung Wejim Distrik Kepulauan Sembilan sejak Tahun 2021 lalu oleh Group Sultam Distrik Kepulauan Ayau kepada Bupati AFU dan Wabub ORI, disaksikan panitia penyelenggara dan Forkopimda Raja Ampat, untuk diperebutkan kembali ditahun ini.
Festival Sultam kelima Tahun 2022 diikuti sebanyak 25 Group yang tersebar disejumlah Distrik di Kabupaten Raja Ampat.
Dalam sambutannya, Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati menyampaikan bahwa, sejumlah pergelaran Festival mulai dari Festival Bahari, Festival Gemar Makan Ikan, Festival Tarian Gale-Gale sejak tahun-tahun sebelumnya.
Termasuk Festival Suling Tambur pernah diadakan sejak tahun 2021. Akan tetapi, di tahun ini (2022-red) ada beberapa pegelaran Festival diatas belum bisa dilaksanakan, dan direncanakan akan diadakan pada Tahun 2023 yang akan datang.
"Namun, ditahun ini (2022-red) Pemerintah Daerah (Raja Ampat-red) terus berkomitmen, untuk tetap menjaga dan mengangkat kembali nilai - nilai budaya yang telah dititipkan para leluruh kepada kita ditanah para Raja ini, salah satunya Festival Suling Tambur," ujar AFU.
Menurut AFU, festival ini menjadi sebuah perlombaan yang tidak hanya dilihat berdasarkan berapa besaran nilai maupun juara yang nantinya didapatkan, akan tetapi bagaimana upaya kita untuk terus memupuk kembali nilai - nilai seni bermainnya suling tambur itu sendiri.
Dikesempatan baik ini pula, selaku Bupati (Raja Ampat-red), dirinya AFU kembali dengan tegas mengingatkan kepada panitia dan dewan juri, untuk menjaga azas profesionalisme didalam menilai para peserta Suling Tambur, tanpa adanya intervensi dari siapapun.
"Karena saya juga tidak mau mengintervensi terkait pertandingan (Sultam-red) ini, maka saya pun mau yang menang ataupun Juara harus benar - benar murni menang didalam memainkan suling tambur tersebut, tetapi juga menjiwai dari pada seni suling tambur itu sendiri," tegas Bupati AFU.
Lebih jauh Bupati AFU menegaskan, bahwa festival ini (Suling Tambur-red), jangan sampai dianggap juaranya itu sudah ada sebelum seluruh peserta bertanding. Oleh sebab itu ia (AFU) berharap suling tambur yang dilaksanakan setiap tahun ini, tentu para peserta akan terus memperbaiki dan membenah diri, bagaimana menjadi juara yang terbaik.
"Saya berpesan kepada panitia terutama seluruh dewan juri, agar menilai peserta dengan benar-benar profesional. Karena sebagai Pemerintah Daerah kami berharap masyarakat tidak mengganggap festival ini (Suling Tambur-red) hanya sebuah serimonial, apa lagi ajang untuk euforia-euforia biasa. Jadi, harapannya kita semua bertanggungjawab atas hasil dari pada festival Sultam itu sendiri," tutur AFU.
Dipaparkan AFU, selain para peserta memperebutkan piala bergilir, ada pula hadiah berupa uang pembinaan bagi para pemenang Festival (Suling Tambur-red).
Juara pertama berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan senilai Seratus Juta Rupiah, Juara kedua, Tujuh Puluh Lima Rupiah, Juara ketiga, Lima Puluh Juta Rupiah, Juara keempat, Tiga Puluh Juta Rupiah, Juara kelima, Dua puluh Lima Juta Rupiah.
Sedangkan, Juara keenam atau Juara harapan berhak membawa pulang hadiah uang pembinaan senilai Dua Puluh Juta Rupiah. Berikut ditambah lagi Juara kategori Mayoret Terbaik, serta Suling Kepala Terbaik, maupun Juara Pavorit.
Namun dalam festival Sultam kali ini, AFU juga mengaku, bagi semua peserta Group Suling Tambur, tentu akan mendapatkan hadiah berupa dana pembinaan, setidaknya bisa menjadi uang pengganti kostum, dan lain sebagainya yang tentunya harus dibiayai pula.
"Untuk itu, khususnya kepada panitia, apa yang sudah saya sampaikan ini tentunya akan disiapkan, tapi juga diberikan," tegas AFU.
Pembukaan festival sultam sebelumnya dikemas dengan tari kolosal, dan diakhiri dengan malam hiburan menampilkan beberapa penyanyi lokal asal Papua.
Sekedar diketahui bahwa, Festival Sultam, baru mulai dilombakan pada Sabtu (26/11) pagi ini sekitar Pukul 08.00 WIT. Dimana, seluruh peserta Sultam mulai start dari Kantor Bupati Raja Ampat melalui rute Jalan Jenderal Sudirman, hingga berakhir finish di Pantai WTC.
Dilokasi WTC, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, akan menerima Piagam Rekor Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia), karena dinilai mengangkat Seni dan Budaya melalui kegiatan Festival Suling Tambur yang terbanyak yang diselenggarkan Ke-Lima di Tahun 2022.
Editor : Ali Masduki