Awal mula saya bertugas di SDN 325 Gresik, sosok Eris setyowati masih kelas IV SD dan saya ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai wali kelasnya.
Dengan bekal ilmu yang didapat dari sekolah pendidikan Guru (SPG) dengan memodifikasi pembelajaran yang saya konsep melalui proses pembelajaran manis maka sejak itu saya berniat, bertekat dan akan berjuang untuk mensejajarkan kematangan anak-anak di desa atau antara anak-anak SD yang berada dipelosok Desa dengan anak SD yang berada di kota-kota besar dan yang lebih membahagiakan lagi karena dapat simpatik dari masyarakat bukan karena embel-embel seragam atau bentuk bingkisan bingkisan, tapi mungkin karena melihat persaingan KAP (kognitif, afektif, psycomotor) antar siswa sangat tampak
Semangatku semakin bergelora dan rasa percaya diri terhadap kemampuan dan prestasi siswa sehingga melahirkan fakta-fakta sebagai berikut ini.
Yang pertama dalam lomba matematika berhasil juara 1 se-Bawean (walaupun waktu itu saya sempat melakukan teguran tentang hasil nilai) namun Alhamdulillah pihak panitia mengaku hilaf keliru ketik, salah satu contoh hasil rata - rata 9,87 tapi keliru ketik yang ditulis 8,79.
Kedua, saya meninggalkan budaya joki walaupun waktu itu sepertinya banyak yang mencibir, mungkin faktor tidak percaya karena tempat SD-nya berada dipelosok desat api saya tetap menggaungkan inisiatif tersebut dalam rapat di kantor UPT Dinas pendidikan karena budaya joki tersebut saya anggap sekedar untuk kepentingan ABS tapi yang dikorbankan adalah merusak mental generasi secara bertahap.
Editor : Arif Ardliyanto