Maraknya lingkungan dan perubahan iklim mendorong Untag Surabaya untuk berkolaborasi dengan desa wisata Simoketawang yang bersemangat untuk berkembang. Agar produk yang dihasilkan oleh desa lebih bernilai jual tinggi dan juga lebih berkualitas maka disusunlah program untuk mem-branding sekaligus mengemas dengan bermacam kemasan yang menarik yang berupa kemasan botol utk selai, karton kotak untuk souvenir yang berupa batik ecoprint dan kemasan lain nya yang berupa plastik kemasan yang dapat melindungi produk dari kerusakan.
Warga Simoketawang Sidoarjo sangat senang dengan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang memberikan pendampingan pembuatan logo. Foto iNewsSurabaya/ist
Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah produk khas desa yang nantinya akan menjadi komoditi unggulan akan memiliki brand baru, desain logo baru, dan desain kemasan baru yang lebih ikonik dan menarik sehingga mampu untuk menarikan minta beli wisatawan yang berkunjung ke Kampung Wisata Kelengkeng Simoketawang.
Hasil dari kegiatan ini, ungkapnya, nama atau brand baru, yaitu Simoketawang Food, Simoketawang Drink, Simoketawang Art dan Simoketawang Ecoprint bisa terpublikasikan. Selain itu, desa akan memiliki desain logo dan kemasan produk baru, mulai kopi kelengkeng, sirup kelengkeng, selai kelengkeng, batik ecoprint, nasi tumpeng, nasi kotak, olahan kue basah, olahan kue kering, kerajinan tangan (kipas dan pigora) dan puding.
“Manfaatnya, empat brand baru yaitu Simoketawang Food, Simoketawang Drink, Simoketawang Art dan Simoketawang Ecoprint bisa dikenal masyarakat. Karena ada 10 logo baru dan kemasan untuk produk unggulan khas Desa Simoketawang,” jelas dia.
Editor : Arif Ardliyanto