KUPANG, iNews.id - Pantai Oesina Nusa Tenggara Timur, kini tidak hanya menawarkan keindahan dan ketenangan belaka. Salah satu pantai indah yang terletak di Desa Lifuleo, Kupang Barat ini sudah menjelma menjadi ruang wisata yang edukatif. Didalam area pantai, ada Pusat Informasi Ekowisata (PIE) TNP Laut Sawu.
Pusat Informasi Ekowisata ini dikemas cukup menarik. Selain dihiasi berbagai infografis mengenai ekosistem perairan serta petunjuk upaya konservasi, ada satu kerangka Paus Pilot yang dipajang ditengah-tengah gedung.
Tentu, keberadaan kerangka Paus Pilot yang terdampar di Pulau Sabu, NTT, pada 10 Oktober 2019 itu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, utamanya anak-anak.
Program Manager Perkumpulan Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA), Prianto Wibowo, menuturkan Pusat Informasi Ekowisata (PIE) TNP Laut Sawu di Pantai Oesina itu merupakan satu dari deretan projek pendampingan masyarakat yang dibangun YAPEKA melalui kegiatan paket 2 Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) CTI World Bank.
Selain di Pantai Oesina, Pusat Informasi Ekowisata (PIE) TNP Laut Sawu juga dibangun di Kawasan Mangrove Tulaika, Kabupaten Sabu Raijua. Dua pusat informasi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai destinasi ekowisata di sekitar TNP Laut Sawu, di samping sebagai sarana pendidikan tentang keanekaragaman hayati dan konservasi.
"Pusat Informasi Ekowisata ini untuk mendukung pengembangan pariwisata alam perairan berbasis masyarakat di TNP Laut Sawu," katanya disela-sela kunjungan dalam rangka Exit Strategi COREMAP CTI, di TNP Laut Sawu Nusa Tenggara Timur, Kamis (15/12/2021).
Exit strategy yang disusun oleh YAPEKA antara lain dengan memastikan pemanfaatan dan pemeliharaan yang berkelanjutan dari aset yang telah dibangun.
Kemudian penerapan pengetahuan dan keterampilan yang diterima oleh kelompok masyarakat sebagai penerima manfaat, dengan melibatkan mitra – mitra potensial seperti BKKPN Kupang, DKPP-NTT, UNDANA, Pemda Provinsi NTT dan Pemda Kabupaten, dan Pemerintah Desa terkait.
"Kami berharap kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan baik ini bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat di TNP Laut Sawu," tandasnya.
Direktorat Kelautan dan Perikanan, Kementrian PPN/Bappenas, Setyawati, berharap Pusat Informasi Ekowisata yang sudah dibangun nantinya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
"Ini akan diserahkan. Jadi kami bisa tahu bagaimana pusat informasi ini bisa dijaga dan pemanfaatannya," tuturnya.
Sementara itu salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Matheos, mengungkapkan Pantai Oesina dikelola serius oleh masyakat mulai tahun 2015. Saat ini, pantai tersebut sudah menjadi magnet bagi ribuan orang untuk berlibur mengisi akhir pekan.
"Dengan adanya pusat informasi ini kami merasa ada kemajuan, yang mendorong kami untuk betul-betul menjaga dengan baik agar generasi akan datang juga mendapat mafaat," pungkasnya.
Diketahui, Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) CTI oleh Kementerian PPN/ Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) ini merupakan salah satu upaya nyata dari Pemerintah Indonesia.
Program ini untuk menjaga kelestarian sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait, dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Bappenas menyiapkan kondisi sebagai enabler untuk membangun wadah partisipatif lintas sektor, serta membuat Model Inovasi Pembangunan yang Menyelaraskan Pertumbuhan Ekonomi dan Kelestarian Ekosistem melalui implementasi program COREMAP CTI.
YAPEKA, sebagai salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang melaksanakan Proyek COREMAP-CTI, khususnya untuk pelaksanaan Paket 2: “Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat Secara Berkelanjutan di Laut Sawu”.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiaan pada Paket 2, YAPEKA berkonsorsium dengan Pusat Kajian Sains Keberlanjutan dan Transdisiplin-Institut Pertanian Bogor (PKSKT-IPB), Yayasan Penabulu dan Indonesia Ocean Pride (IOP).
YAPEKA bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pendidikan konservasi alam dengan lokasi kegiatan tersebar di seluruh Indonesia.
Melalui konsep belajar bersama alam, YAPEKA berupaya untuk terus fokus pada program-program penyadaran dan pendidikan yang didasari metode learning by doing.
Editor : Ali Masduki