get app
inews
Aa Text
Read Next : Mudik Asyik BUMN 2024, PT Pegadaian XII Surabaya Berangkatkan 200 Orang, Ini Rutenya

Operasi Gagak Hitam, Buah Kekejaman PKI di Banyuwangi

Minggu, 19 Desember 2021 | 00:46 WIB
header img
Sejarah kelam pembalasan atas ulah PKI yang menghabisi Banser dan NU di Banyuwangi memunculkan aksi balas dendam yang dilakukan warga secara brutal.(Foto : iNewsSurabaya/HO/sejarah)

Catatan sejarah revolusi Indonesia memiliki cerita peristiwa kelam gerakan 30 September aau G 30 S yang terjadi tahun 1965. Peristiwa tersebut menyisakan luka mendalam bagi mereka yang terlibat baik bagi sebagai pelaku maupun sebagai korban.

Sepanjang tahun 1965 hingga tahun 1967 terjadi penumpasan PKI dan para simpatisan PKI yang terjadi di seluruh Indonesia. Salah satu penumpasan para anggota PKI dan para simpatisan PKI terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan nama operasi Gagak Hitam.

Terlepas dari berbagai kekejaman yang dilakukan oleh PKI terhadap Ulama, Santri dan aparat desa di Banyuwangi. Penumpasan PKI yang terjadi di Banyuwangi ini juga telah memakan ratusan bahkan ribuan korban jiwa yang melayang. Dalam penumpasan ini banyak orang-orang PKI yang dihabisi dengan cara diikat tangannya hingga dihabisi secara beramai-ramai dan membuang jenazah mereka ke sungai.

Disisi lain, peristiwa kelam gerakan 30 September gerakan menculik dan menghabisi para militer terbaik Indonesia telah membuat pemerintah pusat melakukan penumpasan terhadap para pelaku G 30 S. Gerakan 30 September atau G30S menurut versi pemerintahan Orde Baru ini didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Otomatis pemerintahan pusat memberikan himbauan untuk melakukan penumpasan terhadap orang-orang PKI atau simpatisan PKI sampai ke akar-akarnya. Bahkan sampai terhadap siapa saja yang mereka anggap PKI diseluruh Jawa-Bali hingga menyebar sampai ke daerah-daerah diseluruh Indonesia. Salah satu tempat yang menjadi sasaran penumpasan terhadap PKI akibat kekejaman PKI ini terjadi di kota Banyuwangi yang dikenal dengan penumpasan PKI Operasi Gagak Hitam.

Gagak Hitam merupakan sebuah pasukan yang dibentuk untuk menumpas anggota dan simpatisan PKI di Banyuwangi, Jawa Timur. Gagak Hitam ini bukanlah sebuah pasukan Angkatan Bersenjata namun mereka merupakan anggota dari berbagai organisasi diantaranya Nadhlatul Ulama (NU), Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dan organisasi onderbouw keduanya yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur.

Selain melakukan penumpasan terhadap PKI di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, Gagak Hitam merupakan sebuah pasukan yang lahir karena atribut yang dipakai yaitu serba hitam dari mulai celana, baju hingga ikat kepala. Dalam operasi Gagak Hitam ini mereka menghadirkan para algojo atau penjagal yang muncul sebagai eksekutor untuk menghabisi orang-orang dari Partai Komunis Indonesia (PKI) atau mereka yang dicap sebagai PKI.

Bukan tanpa sebab pembentukan Pasukan Gagak Hitam ini dibentuk akibat kemarahan anggota NU dan para aparat desa karena 62 orang anggota Ansor dan Banser NU dihabisi oleh anggota PKI di Dusun Cemethuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 18 Oktober 1965 atau beberapa minggu setelah peristiwa G30S PKI 1965.


Sejarah kelam pembalasan atas ulah PKI yang menghabisi Banser dan NU di Banyuwangi memunculkan aksi balas dendam yang dilakukan warga secara brutal

Penghabisan yang dilakukan PKI terhadap 62 anggota Ansor dan Banser NU ini bermula ketika para PKI menyamar menjadi pengurus Ansor di Desa Cemethuk dan mengadakan pengajian dengan tradisi-tradisi NU, kemudian mereka mengundang para anggota Ansor dan Banser di Desa Muncar untuk menghadiri acara yang telah dibuat. Tidak lama kemudian singkat kisah setelah pengajian selesai mereka dijamu dengan makan-makanan yang enak dan melimpah yang disajikan untuk para anggota Ansor dan Banser.

Namun tidak lama kemudian para anggota Ansor dan Banser NU ini banyak yang bertumbangan satu per satu. Ternyata makanan yang disajikan diberi racun yang ganas bahkan diantaranya mereka ada yang langsung mengeluarkan busa putih dan meninggal dunia ditempat.

Melihat para anggota Ansor dan Banser banyak yang bertumbangan orang-orang PKI merasa puas dan bersorak-sorai sambil menyajikan lagu genjer-genjer.

Setelah melihat para anggota Ansor dan Banser NU banyak yang bertumbangan kemudian orang-orang PKI membawa mereka ke rumah Mangun Lehar yang merupakan salah satu tokoh Buruh Tani Indonesia (BTI) yang diagung-agungkan oleh anggota PKI di Desa Cemethuk.

Namun dalam perjalanan menuju rumah Mangun Lehar, atas izin Allah ada beberapa anggota Ansor yang tidak terlalu parah terkena racun berhasil melawan dan melarikan diri. Mereka lolos dari kelicikan PKI dan berhasil memberitahukan kepada rekan-rekannya di Desa Muncar.

Di rumah Mangun Lehar, para anggota Ansor dan Banser yang dibawa dihabisi hingga tidak ada satupun yang dibiarkan hidup dan mereka dikubur kedalam lubang yang telah dibuat oleh orang-orang PKI. Peristiwa penghabisan PKI terhadap 62 anggota Ansor dan Banser NU ini melahirkan rasa balas dendam orang-orang Desa Muncar, Banyuwangi, termasuk orang-orang NU dan PNI Banyuwangi.

Seiring berjalannya waktu setelah peristiwa kekejaman yang dilakukan oleh para anggota PKI, adanya perintah tentang penumpasan PKI akibat G30S maka pembalasan pun dilakukan oleh para anggota Ansor dan Banser di Desa Muncar dan ormas-ormas Islam lainnya. Begitu juga pembalasan dengan menumpas anggota PKI ini juga dibantu oleh pemuda Marhaen PNI dari berbagai desa di Banyuwangi.

Penumpasan terhadap orang-orang PKI ini dilakukan dengan cara diumumkan oleh pegawai kecamatan setempat dengan memakai pengeras suara, mereka mengumumkan bahwa orang-orang PKI harus dihabisi sampai ke akar-akarnya. Setelah mendengar seruan itu orang-orang Desa Muncar Banyuwangi termasuk orang-orang NU dan PNI di Banyuwangi berkumpul membentuk pasukan yang kemudian dikenal dengan Pasukan Gagak Hitam.

Mereka yang menamakan dirinya sebagai Pasukan Gagak Hitam ini kemudian mendatangi rumah-rumah anggota PKI dan simpatisannya. Setelah bertemu dengan target, mereka menghabisi dengan senjata tajam. Setelah dihabisi jasad-jasad para anggota PKI kemudian dibuang ke sungai maupun jurang bahkan rumah-rumah mereka juga turut dibakar.


Sejarah kelam pembalasan atas ulah PKI yang menghabisi Banser dan NU di Banyuwangi memunculkan aksi balas dendam yang dilakukan warga secara brutal

Selain penumpasan yang dilakukan oleh warga, militer Angkatan Darat pun ikut andil dalam penumpasan para anggota PKI di Banyuwangi. Pada suatu waktu, saat militer kalah jumlah anggota dengan PKI atau orang-orang yang akan mereka habisi, para militer juga menyuruh warga setempat untuk ikut menghabisi orang-orang PKI. Karena hal itulah eksekusi terhadap orang-orang PKI dihadiri oleh ratusan warga yang semuanya membawa senjata tajam. Para anggota PKI itu diikat tangannya kemudian mereka dihabisi dengan sadis oleh semua warga yang hadir dengan senjata tajam di tangan mereka. Jumlah mereka yang dihabisi mencapai ribuan orang.

Setelah mereka menghabisi para anggota PKI dan simpatisannya kemudian mereka membuang ke Jurang Tangis yang berada di Kawasan Taman Nasional Baluran tepatnya di perbatasan Banyuwangi dan Situbondo.

Selain Jurang Tangis, kuburan masal lain orang-orang PKI dan simpatisannya juga dibuang ke Jurang Gunung Kumitir, yang juga berada di perbatasan Banyuwangi dengan Jember. Jurang Tangis dan Jurang Kumitir ini merupakan saksi bisu tempat pembuangan mayat para anggota PKI dan simpatisannya yang dihabisi dengan sangat kejam.

Berbagai kekejaman yang telah dilakukan oleh satu kelompok terhadap suatu kelompok maupun individu bukanlah sesuatu yang tidak dibenarkan. Kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh PKI memanglah sebuah catatan hitam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Namun berbagai pembalasan yang dilakukan juga merupakan sebuah kejahatan yang sama dan bahkan tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh PKI.

Catatan hitam dan berbagai kekejaman yang dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok maupun individu merupakan sejarah kelam yang tidak boleh terulang dalam negara. Sebab perang saudara akan melahirkan balas dendam tiada henti untuk selamanya.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut