SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Menjelang perayaan hari raya Imlek, Young Buddhist Association of Indonesia mengajak seluruh etnis warga Tionghoa untuk tidak melupakan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa akrab di sapa dengan nama Gus Dur.
Ketua Dewan Pembina Young Buddhist Association of Indonesia, Billy Lukito Joeswanto mengatakan, warga Tionghoa di Indonesia bisa merayaan Imlek dengan suka cita dan tanpa larangan berkat jasa Gus Dur.
Menurut Billy pada masa kecilnya sebelum era reformasi, orang-orang yang merayakan Hari Raya Imlek tidak bisa melakukannya secara bebas dan terbuka.
Bahkan saat perayaan Imlek datang banyak orang Tionghoa yang tidak libur dan masih harus bersekolah maupun bekerja lantaran pada masa itu Hari Raya Imlek tidak termasuk dalam kalender libur nasional.
"Zaman dulu kita kecil sebelum reformasi, kita masih harus sekolah karena bukan tanggal merah dan tidak bisa merayakan secara khusus dengan menikmati hiasan ornamen dan budaya tionghoa seperti barongsai di muka publik," katanya, Sabtu (21/1/2023).
Billy menambahkan bagi Young Buddhist Association of Indonesia, Gus Dur merupakan sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas. Hal itu dilakukannya di saat masa hidupnya, apapun resikonya bagi dirinya dan keluarganya.
"Gus Dur sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas atau tertindas apapun resikonya bagi dirinya dan keluarganya," tuturnya.
Billy juga mengajak para pemuda di negeri ini yang merayakan Hari Imlek untuk terus mendoakan yang terbaik kepada Gus Dur dan keluarga di momen Imlek ini.
Pihaknya juga mengajak anak muda Tionghoa untuk mewarisi sifat Gus Dur yang memanusiakan manusia dan berani mengambil sikap tegas untuk kepentingan banyak orang.
"Mewarisi sifat beliau (Gus Dur) yang memanusiakan manusia dan berani mengambil sikap tegas untuk kepentingan banyak orang," katanya.
Editor : Ali Masduki