SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Antropolog Belanda, Prof. Dr. Martin van Bruinessen menjadi satu diantara pakar dari dalam dan luar negeri yang memaparkan gagasannya pada kegiatan Seminar Internasional yang membahas Islam Nusantara dan Perdamaian Dunia, dalam rangka 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Minggu (05/2/2023).
Menurut Prof. Martin, makna Islam Nusantara akan memberikan pemahaman awal pada seseorang yang berusaha memahami substansi Islam yang ada di Indonesia dan di luar negeri.
Dengan kata lain, makna Islam Nusantara itu berfungsi membuka jalan awal bagi pemahaman seseorang dalam menggali dan mengkaji pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam yang mencerminkan dan dipengaruhi oleh kelokalan di Indonesia.
Islam Nusantara memiliki dua sudut pandang. Pertama, yaitu paham Islam dan implementasinya berlangsung di kawasan Nusantara sebagai akibat perpaduan antara agama dan budaya lokal, sehingga memiliki kandungan nuansa kearifan lokal (local wisdom).
Sedangkan yang kedua, merupakan Islam yang berkarakter Indonesia, tetapi juga sebagai hasil dari perpaduan antara nilai-nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal.
“Islam Nusantara hanyalah sebutan atau konsep dari Islam yang secara alami berkembang di tengah budaya Nusantara. Tanpa disebut Islam Nusantara pun, pemahaman dan pengakuan pada budaya dan kearifan lokal sedari dulu dilakukan NU. Sejarah mengenal wali sanga atau wali sembilan yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa sejak abad ke-15. Mereka menggunakan metode dakwah yang lembut dengan akulturasi budaya lokal. Wayang yang merupakan budaya Hindu menjadi sarana dakwah Islam,” ungkapnya.
Editor : Ali Masduki