Pria yang mengajar di Utrecht University, Netherlands ini, menjelaskan, dalam mempelajari Islam Nusantara, masyarakat harus paham sejarah masuknya agama Islam di Nusantara (Indonesia), karena Islam Nusantara yang dibangun dengan penuh kelembutan dan keindahan ini masih menjadi kontroversi di Indonesia.
Hal ini menimbulkan perdebatan dikalangan umat Islam. Islam Nusantara bukanlah sebuah ajaran, atau madzhab akan tetapi hanya penyatuan antara budaya yang tidak menyimpang dari syariat Islam.
“Islam Nusantara merupakan bentuk akulturasi antara budaya Indonesia dengan berbagai nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam. Untuk memahami Islam Nusantara, kita harus memahami sejarah masuknya Islam di Indonesia,” terangnya.
Terkait pertemuan internasional, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para warga nahdliyin, agar paham secara mendasar terkait Islam Nusantara, karena istilah Islam Nusantara belum final dan masih banyak pendapat di luaran sana.
“Adanya kegiatan ini, Unusa berperan serta dalam memfasilitasi para pakar baik dari dalam dan luar negeri untuk menemukan pengertian yang final terkait Islam Nusantara. Warga Nahdliyin harus memahami bahwa Islam Nusantara itu sebagai sifat, maka akan muncul sebagai hal yang baik, dan dapat memberikan suatu bentuk perdamaian serta bisa memanusiakan manusia,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki