TNI Turun Tangan Cari Sandera Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air, Ini Jenderal yang Menangani

JAYAPURA, iNewsSurabaya.id – Pencarian penumpang Pesawat Susi Air dilakukan serius oleh aparat. Mereka mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris pimpinan Egianus Kogoya.

Pengejaran dilakukan Satgas Operasi Damai Cartenz yang menggelar operasi pencarian terhadap lima penumpang dan satu pilot Pesawat Susi Air. KKB diduga telah melakukan pembakaran pesawat dan menyandera penumpang serta pilotnya. Saat ini, tim gabungan berupaya mencari keberadaan 15 orang pekerja pembangunan Puskemas yang diduga disandera KKB Papua.

Baca Juga

Puluhan Jenderal Dukung Ganjar, Siap Lawan Segala Bentuk Intervensi

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi untuk melakukan pencarian dan menyelamatkan mereka. "Tim gabungan sedang melakukan langkah-langkah taktis dan teknis untuk mencari serta menyelamatkan pilot serta masyarakat," kata Brigjen TNI, JO Sembiring dikutip dari Okezone, Rabu (8/2/2023).

Jenderal Kopassus tersebut, saat ini sudah berada di Timika untuk melakukan kordinasi dan pencarian korban KKB. Sebelumnya Komandan Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani secara terpisah mengaku, Distrik Paro, Kabupaten Nduga merupakan basis dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Egianus dan kelompoknya termonitor sudah enam bulan berada di Paro dan di wilayah itu memang tidak ada aparat keamanan," jelas Kombes Faizal.

Baca Juga

Polisi Temuan 49 Mobil dan 215 Motor Hasil Curanmor, Ada Keterlibatan Warga Sipil dan Oknum TNI

KKB pimpinan Egianus, dilaporkan menyandera 15 pekerja bangunan yang sedang membangun puskesmas di Paro, dan Selasa (7/2) pagi dilaporkan membakar pesawat jenis Pilatus Porter milik Susi Air dengan nomor penerbangan PK-BVY dengan pilot Philip Merthens berkebangsaan Selandia Baru.

Pesawat melayani penerbangan subsidi dari Timika-Paro membawa lima orang penumpang termasuk seorang bayi. Lima penumpang pesawat milik Susi Air yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge,Meita Gwijangge dan Wetina W.

Editor : Arif Ardliyanto