Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, menurut Ashari, ITS tentu ingin turut berkontribusi guna memenuhi kebutuhan dokter tersebut.
Tak hanya ingin mencetak lulusan dokter, ITS juga ingin meluluskan dokter yang melek teknologi.
“Karena ketika kedokteran dikolaborasikan dengan teknologi akan bisa membawa perubahan yang besar,” tuturnya.
Hal tersebut diamini oleh Drg Arianti Anaya MKM. Menurutnya, kolaborasi antara teknologi dengan dunia kedokteran akan sangat baik sekali.
Alat kesehatan di Indonesia 95 persen di antaranya adalah masih hasil impor. Tentu saja hal tersebut cukup ironis mengingat banyaknya insinyur dan juga dokter yang kompeten di Indonesia.
Setelah diberi paparan melalui presentasi di Gedung Rektorat, tim dari Kemenkes ini juga diajak untuk mengunjungi langsung gedung Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS yang telah disiapkan.
Rektor ITS mendampingi langsung tim Kemenkes untuk melakukan verifikasi pada sarana prasarana yang dimiliki oleh Fakultas Kesehatan dan Kedokteran ITS tersebut.
Tak hanya itu, Arianti juga mengapresiasi tekad dan keseriusan ITS dalam membuka fakultas baru ini.
Menurutnya, ITS memiliki peluang yang cukup besar untuk membuka dan mengembangkan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ini.
Arianti juga memberi wejangan agar ITS juga bisa berkontribusi dalam memproduksi alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia.
Pada akhir acara, Ashari menyampaikan bahwa ITS akan terus menyempurnakan persiapannya dalam membuka Fakultas Kedokteran dan Kesehatan tersebut.
“Semoga adanya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ini dapat berkontribusi pada dunia kedokteran di Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki