SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Perjalanan hidup tak semulus yang dibayangkan, bisa enak makan bahkan mengenyam pendidikan dengan enak, serta layak. Banyak juga anak-anak yang harus berjuang ekstra untuk bisa menuntahkan pendidikan yang diinginkan.
Perjalanan pahit ini dialami Deajeng Rizqi Melly Tsaniyah, ia harus melewati perjuangan cukup keras untuk bisa menempuh pendidikan kuliah Sarjana (S1). Baginya, bisa lulus sebagai sarjana merupakan keajaiban dan berkah sang pencipta. Rasa syukur terus dipanjatkan, sebagai bukti terima kasih yang tiada terhingga.
“Saya ini anaknya penjual nasi Jagung di Pinggir Pantai Delegan, Gresik. Ibu saya jualan disebelah pintu masuk,” kata Deajeng.
Deajeng menceritakan keinginan untuk melanjutkan kuliah sangat kuat. Ia sadar kondisi orang tuanya tidak bisa sepenuhnya menyokong pendidikan secara keseluruhan. Untuk itu, Mahasiswa Kelahiran Gresik ini memberanikan diri untuk mengungkapkan melanjutkan kuliah ke Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kepada sang Ibu.
Berat memang, namun dengana pertimbangan matang akhirnya ia dizinkan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke Untag Surabaya. Orang tua Deajeng hanya mampu membiayai pembayaran SPP, sedangkan biaya hidup dan praktek-praktek yang ada di kampus menjadi tanggung jawabnya sendiri.
“Saya memutuskan untuk kuliah sambil kerja. Itu saya lakukan secara terus menerus tanpa lelah,” akunya.
Editor : Arif Ardliyanto