Bagi Hamid, sangat wajar jika A.R Baswedan tak sampai memiliki rumah tersebut dan juga sampai ikut mewariskan.
"Karena A.R Baswedan ini semasa hidup waktu dan tenaganya banyak diluangkan untuk perjuangan. Beliau berbeda dengan keluarga Baswedan lainnya yang sampai ada menjadi tuan tanah seperti di kawasan Gubeng-Kertajaya," beber dia.
Sejarawan Kota Surabaya Hamid Nabhan. Foto iNewsSurabaya/ist
Sebagai pecinta sejarah Hamid mengaku sangat menyesalkan hilangnya bangunan sebagai saksi bisu sejarah tersebut. "Ini sangat disesalkan. Karena banyak bangunan lama dibongkar di Kota Surabaya," tegas dia.
Seharusnya pemerintah kata dia punya peran ikut menjaga rumah kuno agar tak sampai dibongkar. "Karena itu sejarah yang bisa berbicara pada anak-cucu kita," cetus pria yang sudah menulis puluhan buku ini.
Dia menambahkan jika di tempat lahir A.R Baswedan bisa didirikan sebuah monumen penanda keberadaan pahlawan nasional. "Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Di mana A.R Baswedan ini punya jasa besar terhadap berdirinya Negara Indonesia ini," imbuh dia.
Seperti diketahui bersama A.R Baswedan adalah orang tua dari Rasyid Baswedan. Rasyid Baswedan ini adalah ayah dari mantan Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Editor : Arif Ardliyanto