SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Indah Kurnia menginisiasi kegiatan Seminar bertajuk Global Economy Update yang dilaksanakan oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Kegiatan dilaksanakan di hotel Vasa Surabaya, Rabu (22/2/2023).
Seminar ini mempertemukan para pemangku kebijakan, kalangan perbankan nasional, asosiasi perbankan, akademisi dari Universitas Airlangga dan beberapa Universitas lainnya di Jawa Timur, serta masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Dalam sambutannya Anggota Komisi XI DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur 1 (Surabaya & Sidoarjo) tersebut menyampaikan mengenai dukungan dari para Anggota Komisi XI DPR RI untuk terus mendukung pemulihan ekonomi nasional, selain juga ia kembali menekankan mengenai peningkatan literasi keuangan di masyarakat.
“Kami dari DPR akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional, salah satu pilar KSSK yang sangat penting adalah LPS, yang di masa pandemi kemarin DPR rapat marathon dengan KSSK, dan fokus kami pertama-tama yang harus kami selamatkan adalah masyarakat yang paling terdampak. Kemudian, literasi keuangan masyarakat juga harus kita tingkatkan, sebab melindungi masyarakat dari berbagai tawaran investasi fiktif adalah tugas besar kita bersama,” jelasnya.
Selain itu Indah juga terus mengingatkan agar tetap mewaspadai berbagai kemungkinan yang menjadi faktor pelambatan pertumbuhan perekonomian.
"Di tengah optimisme terkait kinerja perbankan dan kredit pada tahun 2023, ternyata terdapat tantangan yang mesti kita waspadai bersama yaitu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diprediksi akan melambat pada 2023. DPK perbankan pada tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh 8%, angka tersebut lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan DPK pada 2021 yang mencapai 12,1%. Kondisi tersebut dapat menjadi masalah bagi industri perbankan apabila tidak dikelola dengan baik," ungkapnya.
"Pasalnya, ketika pertumbuhan DPK melambat dan beriringan dengan kredit yang meningkat, tentunya diperlukan upaya ekstra bagi perbankan untuk menjaga likuiditas. Pada kasus ini kami dari Komisi XI DPR RI akan senantiasa mendorong OJK dan LPS sebagai otoritas yang dekat dengan sektor perbankan perlu bersinergi untuk menyiapkan strategi mitigasi yang efektif terhadap tersebut," jelas Indah.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan, Indonesia wajib optimis di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Sebab menurutnya, kita bisa sama-sama melihat bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sangat baik. Dimana sepanjang tahun 2022, ekonomi nasional tumbuh 5,31%. Dan, industri jasa keuangan menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk meredam tekanan tersebut.
“Industri jasa keuangan mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, dimana perbankan memiliki permodalan kuat dan likuiditas yang ample di tengah tekanan eksternal tersebut. Nilai tukar juga menunjukkan perbaikan, situasi ini membuat perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” ujarnya.
Adapun, penyaluran kredit tumbuh sebesar 10,53% (YoY) pada bulan Januari 2023. Sementara DPK tumbuh sekitar 8,03% (YoY) pada periode yang sama. Level permodalan bank secara nasional juga sangat tebal, dan berada di angka 25,68% per Desember 2022. Kemudian, Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67% dan 31,20%.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang juga hadir, menyampaikan paparan bagaimana Provinsi Jawa Timur yang dengan cepat melakukan pemulihan ekonomi dari yang awalnya terkontraksi namun akhirnya mampu menunjukkan peningkatan, serta menjadi penyumbang seperenam dari PDB nasional
“Dari terkontraksi di angka minus 2,33 persen pada tahun 2020, sekarang mampu tumbuh sebesar 5,34 persen pada tahun 2022 dan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,21 persen,” ujarnya.
Editor : Ali Masduki