SURABAYA, iNews.id - Di era digital ini, para pemilik bisnis UMKM di Indonesia telah cukup familiar dengan konsep pemasaran melalui platform digital. Mereka juga sudah memahami pentingnya menerapkan digital marketing terutama dengan kondisi pasar yang kini lebih bergantung pada penjualan online.
Namun, masih banyak juga pelaku UMKM yang belum memiliki kemampuan dan strategi yang tepat ketika hendak memasarkan produknya di platform online. Mereka pun merasa tidak dapat mengoptimalisasikan keberadaan platform digital untuk memasarkan produknya karena budget periklanan yang terbatas.
Berangkat dari permasalahan itu, Niagahoster mengadakan event BreakTalk 22.0 berkolaborasi dengan ADA Indonesia untuk memberikan solusi yang dapat dilakukan UMKM agar bisa berpromosi melalui platform digital secara mudah dan terjangkau sesuai dengan budget pemasaran yang dimiliki.
Sales and Account Director, Customer Engagement Solutions, ADA Indonesia, Muhamad Yuffi Alvidra, menjelaskan bahwa besar atau kecil suatu bisnis, semuanya bisa beriklan di platform digital.
“Yang paling penting ketika menerapkan digital marketing adalah bagaimana bisa mendapatkan target market yang tepat untuk menjual produk kita sesuai dengan budget yang kita miliki,” ujarnya.
Untuk melakukan digital marketing, misalnya dengan beriklan di media sosial atau di internet, UMKM atau bisnis apapun itu harus memiliki ‘rumah’ berisi informasi. Rumah tersebut bisa berupa website, atau akun di media sosial yang sudah terisi informasi lengkap tentang produk yang ditawarkan.
“UMKM kadang lupa hal tersebut. Ketika sudah memasang iklan di media sosial inginnya angka penjualan langsung naik,” lanjut Yuffi.
Sebelum beriklan, pemilik UMKM juga harus memahami siapa target dari produk yang ia tawarkan dengan membuat riset kecil-kecilan. Misalnya ke beberapa teman atau kerabat.
Kemudian jika sudah mengetahui siapa saja yang paling tertarik dengan produknya, baru bisa disesuaikan dengan waktu yang tepat untuk beriklan di internet atau media sosial berdasarkan aktivitas target pasar. Sesuaikan juga dengan budget yang dimiliki.
Analisa Lagi Jika Campaign Belum Berhasil
Di dalam internet yang cakupannya amat luas, pemilik UMKM tidak boleh mudah menyerah jika iklan yang dipasang sesuai dengan target pasar ternyata tidak menghasilkan banyak penjualan.
“Kalau campaign pertama tidak berjalan dengan baik, tidak apa-apa. Jangan menyerah dan analisa lagi apa yang salah atau kurang dari campaign yang sudah dilakukan,” jelas Yuffi.
Dengan digital marketing, pemilik UMKM lebih dimudahkan karena adanya statistik real time yang bisa diukur dan dianalisa dibandingkan dengan memasang iklan di TV atau koran.
“Pemilik UMKM bisa tahu berapa yang berinteraksi dengan iklan yang dipasang, berapa banyak orang yang menghubungi kontak untuk memberi produk, hingga data jenis kelamin, usia dari para user. Dari situ pemilik bisnis bisa tahu reaksi user dan bisa mengoptimasi supaya campaign yang dilakukan bisa semakin tepat sasaran,” katanya.
Saat ini tidak sedikit pula pemilik bisnis yang memanfaatkan influencer di media sosial sebagai sarana digital marketing. Namun, penggunaan influencer untuk mempromosikan produk juga harus ditentukan dengan baik dan disesuaikan dengan produk yang ditawarkan.
“Tidak selamanya digital marketing dengan influencer besar dengan jutaan followers akan efektif. Bisa efektif kalau tepat sasaran dan sesuai dengan target pasar. Kita harus mengetahui audiens dari influencer tersebut. Kalau sudah terlanjur menghabiskan budget besar tapi tidak efektif kan jadi kecewa,” lanjut Yuffi.
Ia menambahkan, misalnya kita mempromosikan produk wanita dengan influencer perempuan, namun ternyata audiens dari influencer tersebut didominasi laki-laki. Tentunya hal tersebut kurang tepat sasaran.
“Sekali lagi kita harus menganalisa tiap platform digital marketing yang kita gunakan agar tidak salah sasaran,” tukasnya.
Editor : Ali Masduki