Teguh mengatakan, pidato Megawati terkait pengajian yang diawali dengan ucapan beribu-ribu maaf adalah sebuah saran bahwa perempuan harus menjadi women of action yang terlibat dalam segala urusan demi kebaikan keluarga, bangsa dan agamanya.
“Itu pesan yang ingin disampaikan Ibu Megawati," tandasnya.
Lebih jauh, Teguh menyampaikan, Megawati adalah Presiden ke-5 RI yang juga ketua partai terbesar di Indonesia. Selain itu, Megawati juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
"Bisa disimpulkan bahwa kehidupan Ibj Megawati tidak jauh dari dunia politik atau siyasah. Politik yang diajarkan adalah politik tindakan, yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang sederhana dalam ucapan namun istimewa dalam tindakan," ujarnya.
Hal ini, menurut Teguh, selaras dengan yang disampaikan para ulama bahwa tujuan politik adalah iqamatud din (hirasatud din) wa siyasatud dunya (menegakkan din dan mengatur urusan dunia).
Ketika menyampaikan pidato tentang pengajian tersebut, Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP yang sedang memberi pengarahan dalam acara 'Pancasila dalam Tindakan'.
Perhatian utama Megawati adalah politik (siyasah) bisa mengatur kehidupan warga secara lebih baik, bahkan sampai ke aspek manajemen keluarga.
"Dalam konteks Indonesia, isu stunting adalah bagian penting dalam siyasatud dunya, sebab bonus demografi yang seharusnya menjadi modal penting dalam mendorong kemajuan bangsa akan sia-sia bila tidak didukung kualitas SDM yang kuat secara fisik dan intelektual. Itulah perhatian Bu Megawati," jelas Teguh.
Teguh mengatakan, segala upaya untuk kebaikan itu selaras dengan petuah yang pernah disampaikan ulama kharismatik Tanah Air, KH Maimun Zubair.
"Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat," kata Teguh, menirukan petuah KH Maimun Zubair.
Editor : Ali Masduki