Program Makan Bergizi Gratis Dikenalkan di Kediri, Solusi Atasi Stunting dan Kurang Gizi

KEDIRI - Pemerintah terus berupaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu langkah awal dilakukan dengan menggelar sosialisasi program ini di Desa Wonorejo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jumat (14/3/2025).
Kegiatan yang bertema "Bersama Mewujudkan Generasi Emas Indonesia" ini dihadiri oleh ratusan warga setempat serta sejumlah pejabat terkait.
Sosialisasi MBG yang digelar di Balai Desa Wonorejo Trisulo ini diikuti oleh sekitar 300 peserta. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Khusnul Arif, Anggota DPRD Kabupaten Kediri Lutfi Mahmudiono, serta perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) Wahyudi Indrayana.
Nurhadi menegaskan bahwa Program MBG merupakan salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo-Gibran untuk periode 2025-2029. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga pelajar SLTA/SMK.
“Salah satu tujuan utama Program MBG adalah mengurangi angka stunting dan memastikan generasi muda kita tumbuh dengan gizi yang cukup. Ini adalah langkah strategis untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan unggul,” ujar Nurhadi.
Ia juga mengajak seluruh pihak, baik eksekutif, legislatif, maupun pemerintah daerah, untuk bersinergi mendukung kesuksesan program ini.
“Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk memastikan program ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tambahnya.
Nurhadi mengungkapkan, Kabupaten Kediri membutuhkan sekitar 200 dapur MBG atau Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG). Namun, saat ini baru terdapat 4 SPPG yang beroperasi.
“Pembangunan dapur MBG akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan distribusi makanan bergizi dapat menjangkau seluruh wilayah,” jelasnya.
Program MBG sendiri menargetkan peserta didik dan non-peserta didik. Proses penetapan dapur, tahapan memasak, distribusi, hingga mekanisme jarak pendistribusian menjadi fokus utama dalam pelaksanaannya.
Wahyudi Indrayana, perwakilan BGN, menjelaskan lebih detail mengenai mekanisme distribusi Program MBG. Menurutnya, distribusi makanan bergizi akan dibagi menjadi dua waktu.
“Untuk anak usia dini (TK/PAUD/RA) dan siswa SD kelas 2, distribusi dilakukan pukul 09.00. Sementara untuk siswa SD kelas 3 hingga 6 serta SLTA/SMK, distribusi dilakukan pukul 12.00 sebagai makan siang,” papar Wahyudi.
Editor : Ali Masduki