get app
inews
Aa Text
Read Next : PGN Raih 18 Penghargaan Keselamatan Migas 2024

Tagihan Gas Sampai 21 Juta, Perajin Lontong Mengeluh

Selasa, 28 Desember 2021 | 11:34 WIB
header img
Perajin lontong mengeluh akibat naiknya tagihan Gas Alam PGN. (Foto: Antara).

SURABAYA, iNews.id - Saat ini sudah banyak warga Surabaya yang menjadi pelanggan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Akhir-akhir timbul masalah berkaitan dengan tingginya nilai tagihan yang melebihi batas kewajaran.

Hal ini juga menimpa beberapa perajin lontong di Surabaya, Jawa Timur, yang menjadi pelanggan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Nilai tagihan yang diterima oleh para pengrajin lontong yang tinggal di Kampung Lontong, Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya itu sangat beragam mulai dari sebesar 15 juta hingga 21 juta.

Naiknya tagihan yang luar biasa ini dialami pengrajin lontong yang bernama Soegeng Harijono.

Dia mengaku mendapat tagihan gas sebesar 21 juta pada bulan Desember ini. Hal ini juga dibenarkan oleh Tina, istri Soegeng.

Tina mengatakan jika penggunaan gas dalam 6 bulan terakhir mengalami kenaikan yang benar-benar luar biasa tinggi.

“Padahal pemakaian gas masih normal. Pada bulan Juli, tagihan dari PGN sebesar 2 juta, pada bulan September dan Oktober 4 juta, pada bulan November 8 juta, kemudian bulan Desember ini 21 juta,” kata Tina.

"Untuk kubikasinya kurang tahu, kan tanpa pemberitahuan dari PGN. Tapi orang-orang bilang, katanya naik. Jadi 6 ribu kalau tidak salah," kata Tina di Kampung Lontong, Senin (27/12/2021).

Ia mengaku tidak menerima pemberitahuan tentang kenaikan harga gas tersebut dari pihak PGN.

"Enggak nerima pemberitahuan apa-apa dan enggak ada pengontrolan sama sekali," imbuhnya.

Tina hanya mendapat arahan dari pihak PGN untuk mengontrol sendiri stand meter miliknya pada saat dirinya mengadukan permaslahan ini ke petugas PGN.

Petugas meminta agar stand meter itu didokumentasikan pada bulan ini dan pada bulan berikutnya untuk bukti.

"Biar tahu pemakaian kubikasinya, intinya jawabannya enggak memuaskan," kata Tina.

"Sekarang penghasilan saya saja ndak sampai 8 juta, kalau buat bayar PGN tok, ya mending berhenti," tutupnya.

(Penulis : Oktavianto Prasongko)

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut