get app
inews
Aa Read Next : Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS

Gelar Honoris Causa Diobral, Ini Kata Pakar Unair

Selasa, 28 Maret 2023 | 12:27 WIB
header img
Gelar HC merupakan gelar Doktor Kehormatan oleh suatu perguruan tinggi. Foto: Ilustrasi/Sindonews

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Penganugerahan gelar doktor Honoris Causa (HC) seolah-olah sedang diobral oleh sejumlah pergurun tinggi di Indonesia. Fenomena itupun kini mulai ramai dibahas menjelang pemilihan umum, hingga menggelitik pada akademisi dan pemerhati pendidikan. Ada yang menilai bahwa pemberian gelar HC hanya merupakan alat politik, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya.

Gelar HC sendiri merupakan gelar Doktor Kehormatan oleh suatu perguruan tinggi kepada seseorang yang dianggap telah berjasa dan/atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.

Pakar Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Ali Sahab SIP MSi berpendapat bahwa pemberian gelar HC sebenarnya sah-sah saja selama melalui prosedur yang sesuai. Menurutnya, hal itu tidak menjadi masalah selama penerima gelar memiliki track record yang baik.

“Saya kira kampus yang akan memberikan gelar HC pasti sudah melalui prosedur seperti melihat karya dan yang bersangkutan harus mengajar menjadi dosen kuliah tamu di kampus tersebut,” papar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR itu.

Hanya saja, kata dia, etika politik tetap sangat perlu bagi politisi penerima gelar HC. Apabila politisi tersebut merasa tidak pantas, ujar Ali, lebih baik tidak usah menerima pemberian gelar HC.

“Kontrol itu harus dari diri orang yang akan diberi. Jika memang merasa tidak pantas, ya tidak usah diterima,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Ali, dirinya berharap masyarakat dapat ikut berperan sebagai kontrol sosial. Ketika ada politisi yang track record-nya buruk dan mencalonkan diri dengan menonjolkan gelar HC yang diterimanya, Ali menyarankan agar masyarakat tidak memilihnya.

“Saya kira masyarakat sudah cerdas dan bisa menjadi kontrol apabila terjadi hal seperti itu. Tidak usah dipilih kalau ada politisi yang track record-nya buruk, meskipun ia punya gelar HC,” tutur pengajar mata kuliah Pemikiran Politik Indonesia tersebut.

Perihal pemberian gelar HC yang dipolitisasi, ia mengomentari dunia akademis harus berpir kembali marwah dunia pendidikan akan seperti apa apabila hal tersebut dibiarkan. 

“Apabila pemberian gelar HC memang dipolitisasi, saya kira dunia akademis mesti berpikir kembali marwah dunia pendidikan akan menjadi seperti apa nantinya,” tutupnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut