Pemerintah setempat sudah memiliki program desa wisata sebelumnya. Namun, wisata yang tersedia belum memiliki potensi jangka panjang. “Di sana sudah ada desa wisata tapi belum punya daya tarik jangka panjang. Kopi ini yang punya ketahanan jangka panjang, apalagi sekarang kopi lagi trend juga,” terang mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut.
“Pengunjung yang datang bisa belajar soal jenis kopi di sana, cara pengolahannya, lalu nanti bisa menikmati kopi sambil menikmati keindahan alam yang ada,” imbuh Yani. Tidak melancarkan aksi sendiri, ia bersama tim bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Proses branding turut menjadi tugas Yani dan tim yang berada pada divisi ekonomi lingkungan. “Warga di sana kurang memahami teknologi kekinian dengan baik. Jadi dari video promosi desa wisata, desain, sampai konsep berupa paket wisata yang ditawarkan kami bantu,” terangnya.
Meski memiliki latar belakang budaya yang berbeda namun Yani tidak memiliki banyak kesulitan dalam berkomunikasi serta berkoordinasi dengan masyarakat setempat. “Ini pengalaman yang menarik, berkesan, dan pertama karena pengabdian masyarakat dengan lokasi cukup jauh. Semoga apa yang sudah dilakukan bisa memberikan dampak berkelanjutan kepada masyarakat Desa Kuta Jungak, Pakpak Bharat,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto