Deg-degan Dicecar Pertanyaan Penguji
Rian mengatakan bahwa kiprah dan peran atlet memang harus diteliti dan dikembangkan secara sport science agar bisa menjadi legacy bagi generasi berikutnya. Perjalanan karir dan pencapaian prestasinya itu membutuhkan perjuangan panjang dan bahkan rencana karir sejak dini dan ini tentu berbeda dengan apa yang ditempuh dan dicapai orang lain.
"Pencapaian prestasi inilah yang saya tulis di skripsi. Ini awalnya saya runding dengan dosen pembimbing dan disepakati judul itu," ucapnya.
Menghadapi para penguji tersebut, Rian mengaku deg-degan seperti sedang berlaga di atas lapangan. Namun, tantangan itu dibawa santai sampai akhir. Mengenai pengerjaan skripsi, Rian membutuhkan waktu berbulan-bulan, karena harus fokus di latihan sepak bola. Skripsi itu dia kerjakan di sela-sela latihan.
"Skripsi ternyata berat dan saya pernah ada di fase menulis dihapus lagi, menulis lagi dan hapus lagi karena belum menemukan kalimat atau bagian sesuai yang diinginkan. Itu yang bikin lama. Kadang pengaruhnya di mood juga. Latihan butuh tenaga, skripsi butuh sedikit konsentrasi," ucapnya.
Terkait penawaran beasiswa lanjut studi di UNESA, Rian menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas apresiasi tersebut dan akan mengambilnya. Dengan kata lain, Rian akan memanfaatkan beasiswa tersebut untuk lanjut studi, S-2 di UNESA. Dia juga menyatakan ketersediaannya untuk mengembangkan diri baik itu sebagai pelatih maupun dosen di UNESA.
Menurut Rian, sepak bola itu penting dan pendidikan juga penting. "Main bola itu kan usianya gak menentu. Mungkin usia 24 atau 25 ada kejadian yang tidak kita inginkan, karir bisa saja usai. Atlet perlu adaptasi karir masa depan yang lebih baik, termasuk regenerasi atlet, salah satunya lewat pendidikan. Selain alasan itu, banyak alasan mengapa pendidikan itu penting bagi atlet," tutup Rian.
Editor : Arif Ardliyanto