SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tanggal 16 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai The International Day of Living Together in Peace (IDLPT), atau Hari “Hidup Berdampingan dalam Damai” Sedunia. Majelis Umum Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) mendeklarasikan hal ini dalam resolusi 72/130, untuk mendorong masyarakat internasional menggaungkan perdamaian, toleransi, persatuan dalam perbedaan, saling pengertian, dan solidaritas.
“Ini ke-bhinneka-annya tinggi dan Nahdliyin-banget, makanya FK UNUSA harus menjadi bagian dari hari internasional ini,” ujar dr. Dwikoryanto, Sp.BS(K), FINPS, sebagai head of advisory board kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) internasional ini.
Pria yang juga sebagai dokter spesialis bedah syaraf ini menambahkan, bahwa mitra strategis yang terlibat dalam kegiatan ini adalah International Organization for Migration (IOM), yakni suatu organisasi di bawah PBB yang memiliki fokus kerja di bidang migrasi.
“Ibarat berkah Allah turun melalui IOM sehingga kami belajar banyak tentang isu migran internasional,” tuturnya
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unusa, Dr. dr. Handayani, M.Kes., mengungkapkan, bahwa IOM berdiri sejak 1951 dan saat ini telah bekerja sama dengan lebih dari 100 negara di dunia. IOM punya peran kunci untuk mendukung pencapaian sustainable development goals (SDGs) 2030 melalui humanitarian assistance.
Kegiatan bersama IOM ini akan menambah exposure bagi FK UNUSA untuk berkontribusi aktif dalam pergaulan internasional. Para profesional nusantara tidak boleh berdiam diri. Harus proaktif mengambil peran. Termasuk para dokter dan mahasiswa FK UNUSA.
“Selain itu, agar para pengungsi itu punya kesempatan belajar sesuatu yang baru dan tumbuh bersama-sama kita. Kerjasama FK UNUSA dengan IOM ini telah dimulai pada bulan Desember 2022. Bulan Desember dianggap istimewa karena ada Hari Ibu 22 Desember dan Hari Migran Internasional 18 Desember. FK UNUSA mengundang IOM untuk bicara tentang migran, tapi concern-nya ke kesehatan mental perempuan,” ungkapnya.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) FK UNUSA, dr. Hafid Algristian, Sp.KJ., mengungkapkan, bahwa caregiver atau perawat lansia banyak dibutuhkan keberadaannya di hampir seluruh keluarga di Indonesia maupun di luar negeri.
Secara tidak langsung, Caregiver memiliki peran penting dalam kehidupan lansia. Merawat lansia merupakan pekerjaan yang mulia, karena perawat secara langsung terlibat dalam kehidupan lansia untuk membantunya hidup lebih baik. Terlebih lagi pada lansia dengan kondisi kesehatan tertentu yang menggantungkan hidupnya dari bantuan orang lain.
“Selain dibutuhkan kesabaran, ilmu pengetahuan dalam merawat dan mengasuh lansia menjadi hal utama yang harus dimiliki. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang matang, perawat akan lebih percaya diri dalam memberikan perawatan atau tindakan kepada pasien,” terangnya, Senin (8/5).
Seminar daring tersebut dibuka oleh Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. dan diikuti oleh 240-an civitas akademik UNUSA. Narasumber pada sesi siang yakni, dr. Irmawan Farindra, M.Si, yang memberikan materi tentang Basic Medical Training.
Dia mengungkapkan, bahwa melalui pengabdian kepada masyarakat (pengmas) internasional ini, sebanyak 27 migran dilatih sebagai kader kesehatan.
”Mereka akan membantu dokter muda FK UNUSA melakukan bakti sosial untuk 200-an migran sekitar pertengahan Mei. Oleh karena itu, keilmuan mereka harus ditambah,” ujar dosen anatomi yang akrab dipanggil Andre ini.
Tim Bantuan Medis (TBM) ARMOR FK UNUSA juga terlibat sebagai co-instructors untuk membentuk dinamika tim bersama para kader kesehatan pengungsi saat bakti sosial nantinya.
Pengmas internasional ini dilaksanakan sehari penuh pada Jumat 5 Mei di Hotel Primebiz Gayungan, Surabaya. Acara dibuka dengan sambutan dari Regina Maria Ansila Noya-Asa, sebagai Head of Field Office IOM Surabaya. Pengmas internasional ini akan diadakan berkelanjutan dalam rentang Mei hingga Agustus 2023.
Berbagai kegiatan yang diadakan akan menjadi rangkaian menyambut Hari Lahir UNUSA ke-10 pada bulan Juli nanti. Di antaranya adalah bakti sosial pemeriksaan kesehatan, mengenal herbal tradisional Indonesia, festival budaya dan makanan khas daerah, dan sebagainya.
Editor : Ali Masduki