346 Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru, Sebagian Berangsur Pulang
LUMAJANG, iNewsSurabaya.id – Sebanyak 346 jiwa mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru Kabupaten Lumajang, Kamis (20/11/2025). Mereka tersebar di berbagai titik seperti Balai Desa Oro-Oro Ombo, Masjid Ar-Rahmah, SDN 02 Sumber Urip, Balai Desa Penanggal, hingga Kantor Kecamatan Candipuro.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat terjadi erupsi, terdapat dua wilayah lokasi pengungsian warga. Untuk warga Kecamatan Pronojiwo warga mengungsi ke beberapa tempat seperti Balai Desa Oro-Oro Ombo, SDN 04 Supiturang, Masjid Ar-Rahmah di Desa Oro-Oro Ombo, dan Masjid Nurul Jadid di Desa Supiturang.
Sedangkan masyarakat di Kecamatan Candipuro mengungsi ke Balai Desa Penanggal, SDN 02 Sumber Urip, Kantor Kecamatan Candipuro, serta Rumah kepala Desa Sumbermujur. “Saat ini warga yang mengungsi sebagian besar telah kembali kerumah masing-masing tapi ada juga yang masih bertahan,” katanya saat meninjau lokasi pengungsian di SDN 04 Supiturang.
Khofifah menjelaskan, salah satu hal yang menjadi fokus utama pemerintah adalah penguatan kesehatan bagi para korban bencana. "Yang kita maksimalkan tentu yang menjadi titik kumpul pengungsi. Nah, di titik kumpul ini, dari puskesmas sudah turun. Karena memang butuh penguatan tim kesehatan supaya masing-masing termonitor," ujar Khofifah.
Mantan Menteri Sosial RI tersebut lebih jauh memuji kelayakan tempat pengungsian ini. Di mana Posko Kesehatannya cenderung aktif dan pembagian antara ruang anak-anak, lansia, dan keluarga cukup strategis.
"Ini sebetulnya secara pembagian sudah bagus. Cuma karena on-off, jadi kelihatan agak padat. Nanti sambil berjalan dilakukan penanganan dari sisi space yang ada. Supaya semua bisa melakukan mobilitas dengan lebih longgar," ucapnya.
Sebagai informasi, erupsi atau Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru terjadi pada Rabu (19/11/2025) pukul 14.13 WIB hingga 18.11 WIB, dengan amplitudo maksimum 45 mm yang berdurasi 14.283 detik dan luncuran lebih dari 13 km mengarah ke Tenggara Selatan (Besuk Kobokan).
Editor : Arif Ardliyanto