Bahasa Jawa dan Madura Terancam Punah, Ini Cara Balai Bahasa Kenalkan pada Generasi Muda

Yuli juga mengungkapkan, saat ini di Indonesia sudah ada 11 bahasa daerah yang dinyatakan punah. Hal ini lantaran tidak adanya penutur bahasa daerah tersebut.
Sehingga untuk melindungi bahasa daerah dari kepunahan, Balai Bahasa Jatim perlu untuk melakukan revitalisasi terhadap dua bahasa tersebut dengan telah melalui beberapa tahapan kegiatan. Pertama adalah dengan audiensi dengan pemerintah daerah di 4 kabupaten yang ada di Madura dan Banyuwangi, rapat koordinasi dengan berbagai unsur seperti; Sekretaris Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Informasi dan Komunikasi, Pengawas, MKKS, MGMP, KKG, komunitas dari kabupaten terkait dan 7 maestro.
Kedua ialah menandatangani komitmen bersama untuk mendukung dan mensukseskan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Ketiga diskusi kelompok terpumpun penyusunan bahan ajar.
"Yang sedang kami laksanakan ini pelatihan guru master yang kami adakan bulan Mei dan Juni," ungkapnya.
Kelima adalah diseminasi dan pengimbasan serta Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kecamatan dan kabupaten. Keenam, pemantauan kegiatan di daerah dan yang terakhir adalah Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi yang akan diadakan pada bulan November.
Pelatihan guru master ini, diadakan mulai 22-26 Mei 2023 dengan peserta pelatihan pada gelombang pertama ini berasal dari Kabupaten Sumenep. Nantinya guru-guru master ini akan mendapat 7 materi dari 7 orang maestro.
Adapun materinya adalah mendongeng, menembang, menulis puisi, menulis cerpen, menulis aksara, komedi tunggal, dan berpidato. Nantinya para guru master ini harus menguasai seluruh materi guna mendiseminasikan kepada guru-guru lainnya dan para siswa di wilayah masing-masing.
"Para siswa yang telah mendapat 7 materi diberi kebebasan untuk memilih materi sesuai dengan minat dan bakatnya. Para siswa nantinya akan diikutkan dalam lomba secara berjenjang, mulai dari kecamatan, kabupaten, dan puncaknya adalah Festival Tunas Bahasa Ibu," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto