SURABAYA, iNews.id - Bagi kebanyakan orang, berkeliling dunia bukan kerjaan mudah dan murah. Apalagi jika orang itu lahir dari keluarga yang sederhana.
Namun, jika seseorang memiliki kelebihan tertentu, meski tidak tebal dompetpun, bukan mustahil impian melihat warna-warni dunia terkabul.
Seperti Sri Mulyani contohnya. Dibesarkan oleh tangan dingin Lasimin, sang pedagang kerupuk, Sri Mulyani berhasil mewujudkan impiannya berkelilig dunia.
Nama Perempuan kelahiran kota pahlawan pada tanggal 24 November 1975 ini memang sudah tidak asing, terutama dikalangan seniman tari.
Berkat kemampuannya dalam bidang seni tari itulah Sri Mulyani bisa keliling dunia. Bahkan sejak menggeluti dunai tari, ia banyak menorehkan prestasi dan mengharumkan bangsa lewat seni tari tradisional.
Beberapa waktu lalu, iNewsSurabaya.id berkesempatan mengunjungi Sri Mulyani di Sanggar Mulyojoyo Enterprise, kawasan Tambak Medokan Ayu Surabaya. Sanggar ini merupakan ikhtiyar Sri agar generasi muda bisa berkesempatan mengayuh ilmu tari.
Sambil duduk santai ditemani cemilan jajan pasar dan secangkir kopi, Sri Mulyani, sangat terbuka tentang kisah perjalan karirnya.
Sri bercerita, dia memang dibesarkan di lingkungan dunia tari. Sejak usai 13 tahun, Sri sudah mulai berlatih menari. Bahkan saat duduk di bangku sekolah, Sri juga menjadi andalan gurunya untuk mengisi setiap acara dan perlombaan tari.
"Saya senang saja awalnya menari itu. Saya tidak berpikir menari itu bisa membawa saya kemana-mana. Ternyata dengan menari banyak teman, relasi, pengalaman dan membawa saya keliling beberapa negara," tuturnya.
Kemudian pada tahun 1997, Sri Mulyani dipilih oleh sutradara untuk bermain teater, berkolaborasi dengan seniman perancis. Lawatan di Prancis tersebut merupakan event kerjasama pemerintah Indonesia dengan Perancis dalam Festival Tour de France.
Selama 3 bulan lamanya, Sri mengelilingi 25 kota di Prancis membawakan cerita sejarah Mesopotamia berjudul Pengembaraan Gilgamesh atau L’eppope de Gilgamesh.
"Disana saya memainkan 3 tokoh sekaligus yang mengangkat kerajaan Mesopotamia," ujarnya.
Langkah Sri Mulyani tidak berhenti. Pada tahun 2004, ia merambah ke negara Belanda. Di negeri kincir angin itu ia berkolaborasi dengan drummer inisisri. Selama 1,5 bulan Sri mengelilingi 15 kota di Belanda.
Ditahun yang sama, jawara Tari Remo ini pentas di Australia. Selama 10 hari, ia memberikan workshop tari, musik Karawitan dan tembang pada mahasiswa Universitas of Sydney.
"Kemudian 2008 di Turki, 2010 Hongkong, 2012 Hongkong, 2013 Honhkong, 2017 New Zealand mengisi workshop di sekolah-sekolah disana. Saya diundang KBRI juga untuk memberikan workhsop untuk warga Indonesia yang ada disana," ungkapnya.
Terakhir, pada tahun 2019 Sri diajak kolaborasi dengan grup musik New Zealand dan tampil di Universitas Victoria.
Menurutnya, kemampuan tari tradisional bukan sekedar merawat nilai sosial budaya masyarakat. Jika seseorang menekuni satu bidang, maka ia akan menemukan hikmah dari apa yang sudah ditanam.
Selain membawa keliling dunia, berkat keahlian yang dimiliki oleh Sri, ia direkrut oleh salah satu perusahaan perbankan ternama di Indonesia. Namun padatnya jadwal kesenian membuatnya harus memilih salah satu.
"Melalui kesenian itulah kita promsi perbankan. Tapi akhirnya minta resign karena sering saya tinggal. Sebenarnya saya tidak boleh risign oleh pimpinan," ucapnya.
Kehadiran sosok Sri Mulyani ternyata terus dinantikan oleh masyarakat dunia. Pada tahun 2020, ada tiga negara yang seharusnya ia datangi.
Namun apa boleh buat, merebaknya wabah Covid-19 memaksanya harus membatalkan semua jadwal pengembaraan yang sudah diatur. "Tahun 2020 sebelanrnya ada 3 negara yang mau tampil tapi gara-gara Covid-19 batal semua," tegasnya.
Meskipun kini dihantam pandemi Covid-19, Sri Mulyani ternyata tidak berhenti berkarya. Di Pusat Olah Seni dan Budaya Mulyojoyo Enterprise yang ia dirikan, Sri terus meramu gerakan-gerakan tari dan mendidik calon-calon penari.
Dari anak-anak hingga mahasiswa, bahkan disabilitas berguru di Sanggar di Tambak Medokan Ayu Surabaya itu.
Sri berharap, anak-anak muda mau belajar menari, karena saat ini orang asing banyak belajar tarian-tarian tradisional. Ia kawatir, jika tidak ada generasi yang menggeluti seni tari tradisional sejak dini, nantinya bangsa ini akan belajar tari ke luar negeri.
"Saya harapkan adik-adik mulai belajar seni tradisi. Kalau kita kalah sama mereka, mungkin nanti kita yang akan belajar kesana," tuturnya.
Kini, disaat wabah asal Wuhan China ini meredup seiring gencarnya vaksinasi, aktifitas tari Sri Mulyani sudah mulai bergeliat. Beberapa waktu terkahir ini, ia sempat diundang untuk mengisi sejumlah event.
Kabarnya, dalam waktu dekat ini, anak didik Sri Mulyani juga bakal berlaga di luar negeri mewakili bangsa Indonesia dalam kempetisi internasional.
Editor : Ali Masduki