GROBOGAN, iNewsSurabaya.id - Ustadzah viral, Ning Umi Laila atau Umi Lailatul Rahmah Hadi ceramah di Kalanglundo, Ngaringan Grobogan, Jawa Tengah. Dihadapan para penggemar, Ning Umi Laila pamer suara emasnya dengan semangat membara.
Pengajian akbar Ning Umi Laila berjalan sangat ramai. Ribuan jamaah tumpek blek di Lapangan Sepak Bola Kalanglundo, mereka ingin tahu secara langsung ustadzah yang lagi viral di media sosial (Medsos). Kedatangan Ning Umi Laila membawa dampak besar, semangat kebersamaan dibangun ustadzah yang masih menempuh kuliah di UINSA Surabaya ini.
"Banyak sekali jamaah yang hadir di sini. Ini menunjukan masyarakatnya rukun dan damai. Saya berharap jamaah sholat juga ramai kayak gini. Kalau disini jamaah Subuh ramai apa tidak?," tanya Ustadzah Umi Ning Laila.
Ning Umi Laila ingin warga meningkatkan ibadah kepada Allah. Menurutnya, ada beberapa cara ibadah supaya bisa diterima oleh Allah. Salah satunya dilakukan secara ikhlas, tidak ada tendensi sesuatu, apalagi mengharapkan harta yang banyak.
"Ikhlas adalah kunci beribadah supaya bisa diterima Allah. Mari kita belajar untuk ikhlas terhadap apapun yang terjadi disekitar kita," ucapnya.
Keinginan Ning Umi Laila mendapat dukungan dari warga. Mereka menyadari sosok Umi Laila memiliki banyak kelebihan, memiliki paras yang rupawan, komunikatif, suaranya merdu, juga memiliki pengetahuan agama mumpuni.
Umi Laila memiliki nama lengkap Umi Lailatul Rahmah Hadi, kelahiran Surabaya 8 Agustus 2000, dan sedang menuntaskan studi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Dan selain tampil rupawan, Umi Laila juga memiliki suara yang merdu dan sering bernyanyi lagu Islami maupun shalawat. Seperti menjadi andalan, dalam acara pengajian keliling yang dilakukannya selalu diselingi lagu-lagu Islami.
Ustadzah Ning Umi Laila Pamer Suara Merdu di Kalanglundo Grobogan di hadapan Ribuan Jamaah Terhibur. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar
Pemilik akun Instagram @lailaarrahmah88 ini hinga kini telah memiliki 609 ribu pengikut lebih, dan merupakan putri dari pasangan muballigh almaghfurlah KH Edy Rahmatullah atau Kiai Granat dan Sulastri.
Ayah dan ibunya sering berdakwah secara berduet. Sempat bertanya kepada ayahnya, apakah Ummi Laila harus berdakwah mengikuti jejak ayah dan ibunya? Padahal saat itu dia belum tertarik dengan kegiatan dakwah. Namun demikian, saat dia kelas 2 SMP, dan ibunya sakit tidak bisa berdakwah, jamaah mendorong ayahnya untuk dakwah duet bersama Umi Laila. Suatu hari dalam perjalanan hidupnya, ayahnya sakit padahal ada undangan dakwah. Sang ayah mengutus Umi untuk dakwah sendiri, tanpa didampinginya.
Karena taat kepada orang tua, akhirnya Umi Lailla dengan terpaksa berdakwah sendiri tanpa didampingi sang ayah. Ternyata, jamaah senang dengan dakwah yang disampaikannya. Akhirnya dia bersama sang ayah menjadi pasangan duet dalam berdakwah, hingga sang ayah wafat. Sekarang, Umi Laila berdakwah sendirian, selain kuliah dan mengurus ibunya yang sakit, juga adiknya yang masih kecil.
Walaupun sebelumnya tidak menyukai dakwah, kini kecintaan akan profesi ini seolah menjadi bagian dari kebahagiaannya, karena bisa bermanfaat bagi banyak orang. Dan jam terbangnya juga semakin tinggi, termasuk diundang sejumlah kepala daerah, juga pernah berduet dengan para kiai terkenal seperti KH Anwar Zahid dari Bojonegoro.
Editor : Arif Ardliyanto