Bahkan, dia memulai dari modal meminta orang tuanya. Chadiq pinjam Rp 500 ribu. ''Saya pakai buat belanja kaos dan bahan sablon. Saya memilih menerjuni sablon kaos karena sudah punya dasar menyablon,'' ungkapnya.
Seorang rekan menjadi pelanggan pertama. Hanya, karya pertamanya belum sesuai harapan. '' Sablonnya pecah dan ada yang rontok. Saya bilang ke teman, gak apa apa nanti diganti dan saya buatkan baru,'' jelas dia.
Namun, disablonan kedua, hasilnya tetap pecah. Untung, ujar Chadiq, teman itu udah memahami kalo dia masih belajar. ''Akhirnya sisa bahan yang ada saya pakai untuk belajar. Sisa 1 kaos pun juga saya coba untuk belajar. Alhamdulillah, kaos sablonan itu sepertinya udah layak untuk jual,'' papar dia.
Itu, kata Chadiq, membuat percaya diri menekuni jasa sablon kaos. Pesanan pertama sekitar 10 biji berani dia diterima. ''Saya mengandalkan uang muka customer untuk modal keperluan belanja. Hasilnya belum terlalu bagus tapi pemesan masih memaklumi,'' ungkap Chadiq.
Barulah setelah tiga bulan berjalan, hasil sablon kaos Chadiq mulai bagus dan disebut layak. Kaos pesanan dari komunitas gamer online sebanyak 100 biji dikerjakan dengan bagus dan pembayarannya lunas. ''Bahkan sampai tiga kali pembuatan.''
Kesuksesan ini membuat Chadiq berani mempromosikan karyanya di media sosial. Kemudian oleh seorang teman, Chadiq dikenalkan dengan ownner brand.''Brand tersebut membuat uji coba di awal untuk memastikan hasilnya. Alhamdulillah deal dengan hasil awal,'' lanjutnya sambil mengenang masa itu periode 2017-2018.
Mulai itu, ada beberapa brand lokal yang mempercayakan ke Masterpiece Blitar. Sampai akhirnya, jasa yang diberikannya tersebut mendapat kepercayaan dari brand-brand mancanegara.
Editor : Arif Ardliyanto