SURABAYA, iNews.id - Harga kedelai di ibu kota dikabarkan mulai merangkak naik. Kenaikan tersebut dipicu oleh harga kedelai di Amerika Serikat (AS).
Kabar tersebut ternyata sudah menjadi perbincangan dikalangan pengusaha tempe di kota Surabaya. Namun, hingga saat ini harga kedelai impor di kota pahlawan belum naik. Masih berada dibatas aman, yakni Rp 10.500.
Nurhasan, salah satu pengusaha tempe dikawasan kampung Tempe Tenggilis Kauman Surabaya mengaku, harga kedelai di Surabaya masih stabil. Bahkan stok bahan baku tempe tersebut masih aman.
BACA JUGA:
Siap-Siap Ya Bun, Harga Tempe dan Tahu Naik Lagi
Meskipun masih tergolong aman, pengusaha yang bergelut di bidang tempe sejak 1972 itu berharap pemerintah tetap melakukan monitoring harga kedelai.
"Ya harapannya cuma itu. Jangan sampai seperti tahun lalu," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifuddin. Ia mengatakan, pada Juli 2021 lalu, harga kedelai mencapai USD14 atau setara dengan Rp8.924 per kikogram. Sedangkan pada bulan sebelumnya, harga kedelai berkisar diangka USD13 per bushel.
"Ini kenaikan pelan tapi pasti," katanya, Selasa (11/1/2022).
Menurut Aip, batas wajar harga kedelai di Indonesia adalah dikisaran Rp10.000-10.500 per kilogram. Namun jika harga kedelai terus merangkak naik maka harga jual tempe dan tahu dipasaran otomatis juga mengikuti.
Aip Syaifuddin menuturkan, agar masyarakat tidak kaget lantaran tempe dan tahu tiba-tiba naik, Gakoptindo berharap Kementerian Perdagangan supaya melakukan sosialisasi.
Editor : Ali Masduki