SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tak banyak yang tahu cerita Kampung lawas Ketandan. Kampung yang berlokasi di kawasan pusat bisnis Kota Surabaya ini ternyata memiliki khasanah kekayaan heritage yang terawat dengan baik.
Kampung ini tepat berada di Jalan Tunjungan Kecamatan Genteng, lokasi yang benar-benar berada di tengah kota dengan pusat perputaran ekonomi Surabaya. Tak banyak orang membayangkan, ternyata di area ini terdapat makam tua yang diyakini masyarakat sebagai tempat persemayaman terakhir, tokoh "babat alas" Kampung Ketandan bernama Mbah Buyut Tondo.
Area pemakaman itu cukup luas dengan suasana yang sejuk. Terdapat pohon beringin yang diperkirakan umurnya lebih tua dari usia makam. Pintu masuknya menyerupai gapura di era zaman Majapahit. Sementara temboknya terbuat dari susunan batu bata merah.
Hingga saat ini, makam Mbah Buyut Tondo masih lepas dari perhatian wisatawan. Meski demikian, ada sejumlah orang yang menjadikan makan tersebut untuk tujuan ziarah religi. Terutama saat memperingati 1 Suro atau tahun baru Islam dalam kalender Hijriah.
"Dari cerita turun-temurun makam Mbah Buyut Tondo sudah ada sebelum kawasan ini jadi pemukiman. Dulu ini kawasan Bong (kuburan Cina)," ujar Mbah Man warga setempat, usai doa bersama memperingati 1 Suro.
Editor : Arif Ardliyanto