Mbah Mar mengatakan, makam Mbah Buyut Tondo tidak mempunyai juru kunci. Orang yang biasa merawat ada sekitar 5 hingga 5 orang.
"Jadi yang merawat ya warga sini. Ada 4 sampai 5 orang termasuk saya yang rutin merawat. Tahun lalu di bantu Pak Anas untuk pemasangan lantai porselen agar terlihat lebih rapi," terangnya.
Anas Karno Anggota DPRD Surabaya mengetahui kabar ini, ia lantas mengapresiasi kepedulian warga Kampung Ketandan, untuk merawat makam Mbah Buyut Tondo.
"Makam ini warisan heritage, sebagai kearifan budaya lokal yang sudah sepatutnya kita rawat sebaik-baiknya," ujar Anas.
Mengintip Wisata Tersembunyi di Pusat Kota Surabaya, Kampung Ketandan yang Perlu Diperkenalkan pada Wisatawan. Foto iNewsSurabaya/ist
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya tersebut menambahkan, Kampung Ketandan mempunyai potensi wisata heritage yang bisa dikembangkan. Apalagi lokasinya dikawasan Jl.Tunjungan, yang sekarang sudah menjadi ikon wisata Surabaya.
"Disini ada Masjid An Nur yang dibangun tahun 1915. Sebelumnya adalah langgar, yang kemudian diperluas menjadi masjid. Kemudian ada balai Cak Markeso yang menyerupai pendopo, sehingga mempercantik kampung Ketandan," terangnya.
Lebih lanjut kata Anas, potensi wisata itu perlu mendapatkan penataan serius dari pemerintah kota.
"Bagaimana menambah daya tarik aset-aset wisatanya, termasuk UMKM nya. Kemudian dibarengi dengan promosi secara luas lewat berbagai cara, diantaranya media sosial," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto